Sabtu 18 Aug 2012 05:21 WIB

Prancis Tolak Persenjatai Pemberontak Suriah

Gerilyawan anggota Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) meneriakan slogan ketik mereka bersiap bergerak menuju distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, pada Kamis (9/8).
Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Gerilyawan anggota Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) meneriakan slogan ketik mereka bersiap bergerak menuju distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, pada Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menolak untuk mempersenjatai pejuang pemberontak Suriah.

"Kami negara-negara Eropa, kami memutuskan embargo senjata tidak akan bertentangan dengan posisi kami. Ada sejumlah negara memberikan senjata kepada pemberontak Suriah seperti Qatar, Arab Saudi dan lainnya," kata Fabius Europe1 penyiar lokal.

"Mengenai senjata ampuh, termasuk untuk menghancurkan pesawat, ada masalah besar. Kami tidak dapat menyediakan senjata kepada orang di bawah kondisi yang kemudian bisa berbalik melawan kami," tambahnya.

Awal pekan ini, diplomat tinggi Prancis melakukan kunjungan ke Timur Tengah berfokus pada membantu pengungsi Suriah yang melarikan diri dari kekerasan.

Menolak meningkatnya seruan-seruan untuk intervensi militer guna menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Fabius mengatakan, Paris tidak akan menggunakan kekuatan "tanpa legalitas internasional."

"Ada rasa takut mengekspor ketegangan Suriah di Lebanon, yang merupakan negara rapuh. Hal ini mutlak diperlukan untuk mencegah penularan ini," katanya.

Prancis, yang memegang kursi bergilir Dewan Keamanan PBB bulan ini, adalah mencari cara-cara diplomatik untuk menghentikan pertumpahan darah dan situasi kemanusiaan memburuk di Suriah dan juga di antara tetangga-tetangganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement