Selasa 06 Nov 2012 03:09 WIB

Bunuh Abu Jihad, 2 Pengacara Tunisia Tuntut Israel

Khalil Ibrahim al-Wasir atau dikenal Abu Jihad, pendiri partai nasionalis sekuler di Palestina, Fatah.
Foto: recortesdeorientemedio.com
Khalil Ibrahim al-Wasir atau dikenal Abu Jihad, pendiri partai nasionalis sekuler di Palestina, Fatah.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Dua pengacara Tunisia dari Wafa, partai oposisi lokal pro-Arab, berencana mengajukan tuntutan hukum terhadap Israel. Negara tersebut dituding membunuh orang nomor dua pimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Abu Jihad, pada 16 April 1988 di rumahnya di Tunis, demikian laporan kantor berita resmi Tunisia, TAP, Ahad (4/11).

Abderraouf Ayadi dan Abdelmajid Abdelli akan mengajukan tuntutan terhadap Israel karena pembunuhan Abu Jihad, kata seorang anggota Biro Pelaksana Wafa, Ahad. Pengumumkan itu dikeluarkan setelah pengakuan Israel untuk pertama kali mengenai pembunuhan pejabat PLO tersebut, demikian laporan Xinhua, Senin (5/11).

Pengakuan itu dikeluarkan dalam satu wawancara oleh Nahum Lev, mantan anggota pasukan komando yang melancarkan pembunuhan tersebut, dengan harian Israel Yediot Aharonot, Jumat (2/11).

Selama ini, Abu Jihad diyakini dibunuh oleh agen rahasia Israel di Tunisia pada 1988, tetapi Israel tidak pernah secara resmi mengakui hal itu. Tapi, badan sensor militer Israel akhirnya mengizinkan harian Yediot Aharonot menerbitkan wawancara dengan anggota komando Nahum Lev, yang mengaku membunuh Abu Jihad. Operasi itu dilancarkan oleh 26 anggota pasukan komando elite Israel di wilayah Tunisia.

Khalil Ibrahim al-Wazir, yang juga dikenal dengan julukan Abu Jihad, Bapak Perjuangan (10 Oktober 1935 - 16 April 1988), adalah seorang pemimpin Palestina dan pendiri partai nasionalis sekuler, Fatah. Sebagai seorang pembantu senior Ketua PLO Yasser Arafat, al-Wazir memiliki pengaruh besar dalam kegiatan militer Fatah, dan akhirnya menjadi komandan sayap bersenjata Fatah, Al-Assifa.

Mayoritas orang Palestina memandang dia sebagai syahid yang gugur saat melawan pendudukan Israel atau setidaknya bersimpati pada masalahnya. Namun kebanyakan orang Yahudi memandang dia sebagai teroris papan atas, karena merencanakan pembunuhan terhadap orang Yahudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement