Selasa 26 May 2015 14:22 WIB

Diduga ISIS, Petinggi Coca Cola Bangladesh Ditangkap

Dokumen teror ISIS.
Foto: Mirror
Dokumen teror ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Manajer teknologi informasi anak perusahaan Coca-Cola Co di Bangladesh menjadi satu di antara dua orang ditangkap karena dicurigai hendak ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Daulah Islam atau dikenal dengan IS, kata kepolisian pada Senin.

Kedua orang tersebut ditangkap saat kepolisian menggelar razia di ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada Ahad malam, kata anggota senior kepolisian setempat, Sheikh Nazmul Alam.

Salah satu dari kedua tahanan itu adalah Aminul Islam, kepala bagian teknologi informasi dari perusahaan multinasional di Bangladesh. Pada waktu senggangnya, dia diduga bekerja sebagai koordinator kawasan untuk IS. Yang lain adalah Sakin bin Kamal, guru sekolah di Dhaka.

Pejabat kepolisian dan sumber perusahaan itu mengatakan kepada Reuters bahwa Aminul Islam bekerja di International Beverages Private Ltd (IBPL), bagian di bawah Coca-Cola.

Sumber perusahaan, yang meminta identitasnya dirahasiakan, membenarkan penangkapan terhadap kepala bagian teknologi informasi dan menambahkan bahwa Aminul Islam telah beberapa hari tidak masuk kerja.

Dalam pernyataan resminya, anak perusahaan Coca-Cola itu mengaku telah mengetahui pemberitaan media mengenai tertangkapnya salah satu karyawan bernama lengkap Aminul Islam Baig.

"Kami akan bekerja sama penuh dengan badan-badan penegak hukum sesuai dengan yang diperlukan," katanya.

"Kami membenarkan bahwa Tuan Md Aminul Islam Baid adalah karyawan dari IBPL. Kami bekerja sama penuh dengan badan penegak hukum mengenai persoalan ini," kata juru bicara Cocal-Cola melalui surat elektronik.

Kepolisian mengatakan bahwa dua orang yang ditangkap pada Senin telah mengakui perbuatannya, termasuk mempengaruhi 25 mahasiswa untuk bergabung dengan ISIS, kelompok garis keras yang kini menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak.

Pada beberapa bulan terakhir, kepolisian Bangladesh telah menangkap setidaknya 12 orang karena diduga terlibat dengan ISIS. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa kelompok teroris tersebut kini semakin berpengaruh di kawasan Asia Selatan.

Hingga kini masih belum diketahui dengan pasti apakah para anggota ISIS di Asia Selatan bergerak sendirian atau bekerja dengan koordinasi pimpinan pusat di Timur Tengah.

Di Bangladesh, sudah tiga orang penulis online yang terbunuh oleh kelompok Islam radikal sejak Februari lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement