Sabtu 21 Nov 2015 16:38 WIB
Serangan Teror Paris

‎Adik Otak Penyerangan Paris Bersumpah Balas Dendam

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Pria yang diyakini otak serangan teror Paris Abdelhamid Abaaoud dipastikan tewas dalam penggerebekan besar-besaran, Rabu (18/11) dini hari di Saint-Denis.
Foto: Reuters/Social Media Website via REUTERS
Pria yang diyakini otak serangan teror Paris Abdelhamid Abaaoud dipastikan tewas dalam penggerebekan besar-besaran, Rabu (18/11) dini hari di Saint-Denis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Adik dari Abdelhamid Abaaoud, dalang teror Paris Paris, Younes Abaaoud (15 tahun) sedang diburu oleh polisi. Pasalnya, ia bersumpah akan membalas dendam atas kematian kakaknya dalam penggerebekan di Saint Denis.

Younes Abaaoud diduga mengambil alih posisi Abdelhamid di ISIS setelah kakaknya tewas dalam peristiwa baku tembak di Saint Denis beberapa waktu lalu. "Younes telah berlatih di Suriah selama dua tahun. Ia kini menjadi invidu yang radikal dan sangat berbahaya," kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Sabtu (21/11).

Abdelhamid adalah pahlawan baginya. Younes yang awalnya bercita-cita menjadi pesebakbola kini bergabung dalam sayap pemuda ISIS. Younes dibawa paksa oleh Abdelhamid dua tahun lalu dari rumahnya di Brussel, Belgia ke sebuah kamp pelatihan di Suriah.

Sementara Sang ayah, Omar yang telah kembali ke Maroko mengaku tidak akan pernah memaafkan Abdelhamid karena telah 'menghancurkan' dan mencuci otak anak bungsunya.

Selain Younes, polisi juga tengah melacak keberadaan Salah Abdeslam, salah satu pelaku penyerangan Paris. Saksi mata mengatakan, ia terlihat berjalan di pusat perbelanjaan mewah di Avenue Louise. Polisi telah memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekatinya apabila melihatnya di jalan.

Selain dicari oleh polisi, Salah Abdeslam juga diburu ISIS. Pasalnya, Salah mengatakan pada seorang temannya di Brussel bahwa serangan di Paris sudah terlalu jauh dan ia menyesal menjadi bagian dari kekejaman itu. Tetangga keluarga Abdeslam menceritakan bagaimana mereka melihat Salah dan Ibrahim Abdeslam di luar restoran Comptoir Voltaire, sehari sebelum serangan tersebut. (Baca: Kondisi Muslim Paris Pascaserngan Teror)

Raja Maroko Muhammad VI dan Presiden Prancis Francois Hollande telah bertemu untuk membahas soal terorisme. Pemerintah Maroko telah menangkap sejumlah tersangka militan ISIS beberapa waktu lalu. Sekitar 1.500 warga Maroko bergabung dengan kelompok bersenjata itu. Lembaga intelijen di seluruh Eropa khawatir ISIS akan meningkatkan perekrutannya pada anak-anak. (Baca: Kronologi Penggerebekan Otak Serangan Paris)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement