Sabtu 30 Apr 2016 11:33 WIB

Norwegia Alami Kecelakaan Terburuk dalam Sejarah Industri Peminyakan

Kilang minyak
Foto: Republika.co.id
Kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Perusahaan kilang minyak Norwegia Satoil menghentikan produksi di instalasi Gullfaks B akibat satu helikopter penumpang milik perusahaan tersebut jatuh di Laut Utara, Jumat (29/4).

"Ini adalah salah satu kecelakaan terburuk dalam sejarah minyak Norwegia," kata Arne Sigve Nylund, kepala produksi Statoil di Norwegia.

Ia menambahkan penumpang helikopter bekerja untuk perusahaan yang berbeda, tapi semua ditugaskan untuk Statoil.

"Ini adalah hari yang berat ... Beberapa rekan kami tidak akan pernah pulang ke rumah," katanya dengan suara bergetar.

Flightradar24, layanan pelacakan pesawat, mengatakan, helikopter tersebut turun 2.100 kaki (640 meter) dalam 10 detik terakhir dalam penerbangan itu. Pesawat yang mengalami kecelakaan ini dikenal sebagai Eurocopter EC225 LP Super Puma. Pesawat itu adalah helikopter jarak jauh yang banyak digunakan dalam industri minyak dan gas, serta penerbangan VIP, pencarian dan penyelamatan.

Helikopter Kilang Minyak Jatuh di Lepas Pantai Norwegia

Eurocopter berubah nama menjadi Airbus Helicopter pada awal 2014.  Otoritas Penerbangan Sipil Nowergia mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan. Namun, otoritas  memberlakukan larangan sementara penerbangan komersial menggunakan jenis helikopter yang sama.

Anak perusahaan dari Group Airbus, menjanjikan dukungan penuh untuk penyelidikan tersebut, yang akan dilakukan oleh Norwegia dengan bantuan dari peneliti dari Prancis dan Inggris. Pada Jumat malam, Norwegia mengatakan telah menemukan dua "kotak hitam" perekam penerbangan. Dua kotak hitam itu salah satunya mencatat data dan yang lain merekam percakapan kokpit.

 

Norwegia akan mengirim kotak hitam itu ke Inggris. Inggris memiliki pengalaman menangani beberapa insiden helikopter baru-baru ini. Kecelakaan itu memberikan pukulan bagi industri lepas pantai yang sudah mengalami masalah karena melemahnya permintaan akibat harga minyak yang rendah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement