Sabtu 27 Aug 2016 04:30 WIB

Penjualan Burkini Meningkat di Inggris

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Seorang wanita mengenakan burkini atau istilah untuk baju renang yang tertutup penuh di Marseille, Prancis Selatan.
Foto: AP
Seorang wanita mengenakan burkini atau istilah untuk baju renang yang tertutup penuh di Marseille, Prancis Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perbincangan mengenai larangan pemakaian pakaian renang muslim atau burkini di Perancis justru memberikan berkah bagi pelaku usaha burkini. Salah satu penjual burkini yang berbasis di Inggris yakni Kausar Sacranie mengatakan bahwa penjualan burkini telah meningkat sebesar 50 persen.

"Larangan tersebut sangat konyol, karena produk ini (burkini) dibuat untuk memberikan kebebasan bagi perempuan agar bisa menjadi bagian dari masyarakat," ujar Kausar dilansir CNN News, Sabtu (27/8).

Burkini buatan Kausar telah memenangkan penghargaan sebagai pakaian renang muslim terbaik. Menurut Kausar, pembeli burkini buatannya tidak hanya terbatas kalangan perempuan muslim saja namun juga non muslim.

Bahkan, Kausar telah merancang burkini untuk seorang selebriti chef Nigella Lawson. Kausar mengatakan, Nigella Lawson menginginkan pakaian renang yang dapat melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari.

Sementara itu, produsen burkini lainnya yakni Aheda Zanetti mengatakan, sejak larangan burkini ramai diberitakan bisnisnya meningkat sebesar 90 persen. Penjualan paling banyak yakni berasal dari online. Tak hanya itu, toko pakaian ritel Marks & Spencer juga ketiban rejeki burkini.

Toko ritel pakaian yang berbasis di Inggris tersebut sudah menjual burkini sejak beberapa tahun terakhir dan permintaannya selalu besar. Bahkan, koleksi burkini yang dijual di toko itu telah habis terjual untuk musim panas 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement