Selasa 27 Sep 2016 04:18 WIB

Perancis akan Tutup Kamp Migran Calais Akhir 2016

Rep: Kabul Astuti/ Red: Nidia Zuraya
Kamp migran di Calais, Prancis
Foto: telegraph
Kamp migran di Calais, Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, CALAIS -- Presiden Perancis, Francois Hollande, menginstruksikan pembongkaran kamp migran di Calais pada akhir tahun ini. Ini tak lepas dari naiknya tensi perpolitikan Perancis menjelang pemilihan presiden tahun depan.

Hollande mengunjungi kamp Calais untuk pertama kalinya sejak memenangkan pemilu pada 2012. Ia menyebut kamp yang dikenal sebagai 'the jungle' itu sudah darurat kemanusiaan. Pihak berwenang mengatakan sekitar 7000 orang hidup dalam kondisi kumuh di dekat pelabuhan Calais. Mereka berharap dapat mencapai daratan Inggris.

Namun, kelompok-kelompok bantuan mengatakan jumlah migran mendekati angka 10 ribu. "Kami harus melakukan pembatasan jangka panjang dan efektif di lokasi perbatasan Perancis-Inggris," kata Hollande, dilansir dari Washington Post, Senin (26/9), seraya menegaskan pemerintah Inggris juga harus melaksanakan bagian mereka.

Hollande menghadapi kecaman keras dari pesaingnya kubu konservatif dan sayap kanan yang melihat kamp itu sebagai simbol kegagalan Eropa menangani krisis migran. Mantan presiden Nicolas Sarkozy yang bakal bersaing dalam pemilu mendatang, sudah berjanji di Calais dia mampu memecahkan masalah dalam beberapa bulan dengan mendirikan kembali perbatasan yang ketat mengontrol seluruh negara. Perancis adalah anggota dari zona paspor bebas wisata Eropa, sementara Inggris tidak.

Hollande berjanji menutup kamp sehingga tidak ada kamp baru lagi muncul di dekat Calais atau tempat mana pun di Perancis. Ia menegaskan kembali rencana itu saat mengunjungi satu dari 164 pusat penerimaan migran di pusat kota Tours. Sementara, pemerintah Perancis akan mempelajari kasus para migran tersebut. Mereka yang tidak mencari suaka akan dideportasi.

Hingga kini, belum ada tenggat waktu resmi kapan kamp tersebut akan ditutup. Kebijakan itu menuai reaksi dari organisasi nirlaba yang fokus terhadap migran. Mereka mengkritik pembongkaran kamp Calais sebagai pandangan jangka pendek yang tidak menyelesaikan apa-apa untuk puluhan orang yang terus berdatangan tiap hari ke Calais.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement