Selasa 25 Oct 2016 15:58 WIB

London dan Paris Bertengkar Soal Nasib 1.300 Anak Calais

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi asal Irak, Jamal, membawa makanan melewati kamp pengungsian yang basah tanahnya akibatnya cuaca dingin di penghujung tahun di Calais, bagian utara Prancis, akhir bulan Oktober 2015.
Foto: Reuters
Pengungsi asal Irak, Jamal, membawa makanan melewati kamp pengungsian yang basah tanahnya akibatnya cuaca dingin di penghujung tahun di Calais, bagian utara Prancis, akhir bulan Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, CALAIS -- London dan Paris bertengkar mengenai nasib 1.300 anak-anak pengungsi yang tak ada orang tuanya. Paris meminta London ikut bertanggung jawab terhadap nasib anak-anak pengungsi tersebut.

Paris meminta London ikut serta menampung dan memelihara anak-anak pengungsi tersebut sebab Paris tak bisa melakukan sendirian dan membutuhkan bantuan London.

Anak-anak pengungsi itu berasal dari berbagai negara yang dilanda perang seperti Afghanistan, Suriah, Sudan dan sebagainya. Nasib mereka tak menentu hingga saat ini.

Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengatakan, Inggris akan menampung setengah dari anak-anak pengungsi tersebut. "Kami tentu saja akan melaksanakan komitmen kami kepada Prancis, tak perlu khawatir," katanya, Senin, (24/10).

Enam bulan ke depan akan dilakukan pemilihan presiden di Prancis. Pengungsi menjadi topik debat yang panas di negara tersebut. 

Sejumlah kelompok oposisi sayap kanan meminta agar semua pengungsi dikirim ke Inggris. Sedangkan National Front Party menyatakan, Pemerintah Prancis akan membuat tenda-tenda pengungsian tersebar merata di seluruh Prancis.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement