Selasa 03 Jan 2017 07:37 WIB

Oposisi Suriah Ancam Boikot Pembicaraan Damai

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Anak-anak pengungsi di Suriah memerolah bantuan pakaian hangat dari RZ.
Foto: istimewa
Anak-anak pengungsi di Suriah memerolah bantuan pakaian hangat dari RZ.

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Sejumlah kelompok oposisi Suriah mengancam akan memboikot pembicaraan damai di Astana, Kazakhstan. Dilansir BBC, Senin (1/1), mereka menangguhkan partisipasi hingga akhir bulan ini.

Dalam pernyataan, oposisi mengutip banyaknya pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh pemerintah Suriah. "Rezim dan sekutunya terus melakukan penembakan, juga melakukan banyak pelanggaran lagi besar," kata mereka.

Pernyataan ditandatangani oleh sejumlah kelompok oposisi Suriah. "Karena pelanggaran terus berlanjut, faksi pemberontak mengumumkan pembekuan semua diskusi terkait negosiasi Astana," tambahnya.

Opisisi menyebut pertempuran terjadi di wilayah yang dikuasai oposisi yakni Wadi Barada dekat Damaskus. Dalam beberapa pekan belakangan, oposisi menuduh pemerintah dan sekutunya mencoba mengambil alih kendali.

Wadi Barada adalah tempat yang memasok air ke ibukota. Militer Suriah menyangkal tuduhan tersebut. Beberapa waktu lalu, muncul laporan pemerintah Suriah menuduh pemberontak mencemari pasokan air untuk Damaskus.

Oposisi menyangkal tuduhan. Sementara pemerintah Suriah juga belum mengomentari keputusan faksi oposisi untuk menangguhkan pembicaraan Astana. Pembicaraan yang diinisiasi oleh Turki dan Rusia ini disambut baik Dewan Keamanan PBB pada malam tahun baru kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement