Ahad 28 May 2017 10:10 WIB

Sedekah BBM dari Indonesia Terangi 100 Masjid di Jalur Gaza

Red: Nur Aini
 Relawan MER-C menyelesaikan renovasi masjid Ash Sholah yang hancur akibat agresi Israel di wilayah Jabaliya, Gaza Utara, Palestina.  (foto : dok.MER-C)
Relawan MER-C menyelesaikan renovasi masjid Ash Sholah yang hancur akibat agresi Israel di wilayah Jabaliya, Gaza Utara, Palestina. (foto : dok.MER-C)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki bulan Ramadhan 1438 Hijriah, sedekah berupa bahan bakar minyak jenis solar dan bensin dari Indonesia dinilai sangat membantu menerangi lebih kurang 100 masjid di Jalur Gaza, Palestina, yang sedang dilanda krisis listrik. "Akibat krisis listrik, imbasnya masjid-masjid di Gaza tanpa penerangan, dan sumbangan dari masyarakat dan umat Islam Indonesia sangat membantu saudara-saudara kita di sini," kata relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, Abdillah Onim, Ahad (28/5).

Ia menjelaskan krisis listrik di kawasan yang masih diblokade zionis Israel itu sudah terjadi menjelang bulan Ramadhan. Kemudian, ia mengetuk masyarakat dan umat Islam dari Indonesia agar bisa menyisihkan rezekinya guna membantu warga Gaza agar kegiatan masjid selama Ramadhan bisa terus berjalan.

"Mari bersedekah solar dan bensin untuk masjid-masjid di Jalur Gaza, agar pada bulan Ramadhan masjid tetap terang," kata Abdillah Onim, yang sebelumnya adalah relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dan kemudian menikah dengan Muslimah Palestina.

Menurut Onim, kian ketatnya blokade dan isolasi penjajahan zionis Israel atas wilayah Jalur Gaza ini juga semakin mempersulit tatanan hidup dan perekonomian masyarakat di kawasan itu. Dikemukakannya saat ini sebanyak 1,9 juta jiwa masyarakat Gaza harus menerima nasib 70 persen dari jumlah populasi hidup di bawah garis kemiskinan.

"Jika 70 persen hidup di bawah garis kemiskinan berarti tidak kurang dari satu juta jiwa dari warga Gaza tidak mendapatkan lapangan pekerjaan," katanya.

Sedangkan lebih dari 220 ribu pemuda Gaza merupakan pengangguran, di mana 180 ribu pemuda dan pemudi lulusan sarjana tidak mendapatkan lapangan pekerjaan. Kondisi lainnya, 120 ribu orang berusia 50 tahun lebih terpaksa dirumahkan karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement