Rabu 28 Jun 2017 17:55 WIB

Macron Gandeng Trump Respons Ancaman Senjata Kimia Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.
Foto: Thibault Camus/AP
Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron perayaan kemenangan di depan Museum Louvre.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dilaporkan telah sepakat untuk bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam merespons ancaman serangan senjata kimia terbaru di Suriah. Hal ini menyusul tudingan AS kepada rezim Suriah yang menyebut mereka tengah mempersiapkan serangan senjata kimia terbaru.

Macron dan Trump dilaporkan telah menjalin komunikasi via telepon terkait ancaman senjata kimia terbaru di Suriah. "Mereka membahas tentang Suriah dan perlunya melakukan respons bersama jika terjadi serangan kimia," kata kantor Macron dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan laman Al Araby, Rabu (28/6).

Kendati demikian, tidak diterangkan secara detail perihal respons bersama dari kedua pemimpin negara tersebut. Namun, respons bersama yang akan diambil diprediksi akan berkaitan dengan peringatan AS kepada rezim di Suriah bahwa mereka akan membayar dengan harga mahal bila tetap melancarkan serangan senjata kimia.

Pada pekan lalu, Macron telah menyatakan bahwa pelengseran Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak lagi menjadi prioritasnya dalam konflik Suriah. Komentarnya disambut kecemasan dari pihak oposisi Suriah. Macron mengatakan bahwa memerangi ISIS harus menjadi tujuan utama masyarakat internasional. Namun ia juga menegaskan bahwa penggunaan senjata kimia merupakan "garis merah" dan Prancis akan mengambil tindakan sendiri bila diperlukan.

Baru-baru ini, pejabat AS menyatakan bahwa mereka telah melihat aktivitas di lapangan terbang Shayrat, yang notabene menjadi target serangan rudal jelajah AS pada 6 April lalu. Kendati demikian, pejabat pertahanan dan diplomat Prancis belum mendapatkan informasi yang spesifik perihal laporan aktivitas terbaru di lapangan terbang Shayrat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement