Senin 21 Aug 2017 16:54 WIB

Pemburuan Pelaku Teror Barcelona Diperluas ke Seluruh Eropa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Korban luka diberi pertolongan seketika setelah sebuah van warna putih naik ke pedesterian di distrik berserajarah La Ramblas, Barcelona, Spanyol, dan menabrak pejalan kaki, Kamis (17/8).
Foto: AP
Korban luka diberi pertolongan seketika setelah sebuah van warna putih naik ke pedesterian di distrik berserajarah La Ramblas, Barcelona, Spanyol, dan menabrak pejalan kaki, Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Kepolisian Spanyol dan Barcelona, pada Senin (21/8), mengumumkan, pemburuan pelaku teror yang terjadi di Las Ramblas pekan lalu, akan diperluas ke seluruh Eropa. Sebab pelaku diyakini telah meninggalkan negara tersebut.

"Pemburuan terhadap pengemudi van yang menewaskan 13 orang dalam serangan teror pekan lalu di Barcelona telah diperluas ke seluruh Eropa," ungkap beberapa pejabat Catalan, seperti dikutip laman BBC.

Sebelumnya kepolisian Barcelona telah menembak mati lima tersangka penabrakkan pejalan kaki di Barcelona. Namun pengemudi van dalam serangan tersebut diyakini masih hidup dan kini tengah buron. Ia adalah Younes Abouyaaqoub, seorang pria berusia 22 tahun asal Maroko.

Kepolisian Spanyol mengonfirmasi bahwa mereka telah mengantongi identitas pengemudi van dalam serangan di Barcelona. "Semuanya mengacu bahwa sopir van adalah Younes Abouyaaqoub," ujar Joaquin Forn, petugas kepolisian Catalan.

Kendati demikian, otoritas keamanan Spanyol tak dapat mengesampingkan dugaan bahwa Abouyaaqoub telah melarikan diri dari Spanyol. Terdapat kemungkinan dia telah menyelinap melintasi perbatasan menuju Prancis.

"Kami belum memiliki informasi spesifik mengenai hal ini (pelarian Abouyaaqoub ke Prancis), namun memang tidak dapat dikesampingkan," ungkap kepala kepolisian Catalan Josep Lluis Trapero dalam sebuah konferensi pers di Barcelona.

Oleh sebab itu, kepolisian Spanyol menggelar operasi keamanan di Catalonia dan di perbatasan Spanyol meunuju Prancis. Operasi dilakukan guna mempersempit ruang gerak Abouyaaqoub bila memang belum menyeberang ke Prancis.

Pada Ahad (20/8), beberapa bukti muncul bahwa jaringan pelaku dalam serangan teror di Barcelona telah melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa lainnya. Wali Kota Vilvoorde, Belgia Hans Bonte dalam sebuah sesi wawancara mengatakan bahwa Abdelbaki Es Satty, seorang imam yang dicurigai menjadi bagian dari jaringan pelaku di Barcelona, berada di negaranya tahun lalu. Keberadaannya di sana adalah untuk mencari pekerjaan.

"Kami tahu pasti bahwa dia menghabiskan waktu di sini antara Januari hingga Maret 2016, tepatnya di daerah Diegem, Vilvoorde, dan Brussels. Layanan kepolisian setempat kami secara mencolok menyoroti dia," ungkap Bonte.

Sebuah surat kabar Swiss, Tages-Anzeiger, juga melaporkan bahwa pihak berwenang Swiss sedang melakukan penyelidikan terkait sebuah kunjungan ke Zurich pada Desember 2016. Kunjungan tersebut dilakukan setidaknya oleh satu tersangka dalam aksi teror di Barcelona.

Hingga saat ini, selain lima tersangka yang tewas ditembak, kepolisian Spanyol juga telah menahan empat terduga lainnya yang diyakini terlibat dalam penyerangan di Barcelona. Tiga di antara empat orang tersebut berkewarganegaraan Maroko.

Kemudian terkait buronnya Abouyaaqoub, keluarganya telah meminta agar dia segera menyerahkan diri ke kepolisian dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Saya ingin anak saya menyerahkan diri ke polisi. Saya lebih senang dia dipenjara daripada akhirnya harus tewas," ucap ibu Abouyaaqoub, Hannou Ghanimi, ketika diwawancara di Catalonia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement