Kamis 24 Aug 2017 15:30 WIB

Disanksi AS, Rusia Memilih Bersikap Tenang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia akan tetap menempuh upaya diplomatik  untuk membahas perihal sanksi yang diterapkan Amerika Serikat (AS) kepadanya. Rusia yakin masih terdapat ruang dialog guna memperbaiki hubungan bilateral kedua negara.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabakov mengatakan sanksi yang belum lama ini diterbitkan AS untuk negaranya memang cukup menggoyahkan hubungan kedua negara.

“Ini adalah beban yang sangat besar dan merupakan pukulan serius bagi dasar hubungan kita. Namun kita tidak ingin mengubah hubungan dengan AS seperti permainan tit-for tat,” ucapnya, seperti dilaporkan laman Xinhua, Rabu (23/8).

Ia menilai, bila negaranya memberlakukan sanksi yang sama kepada AS, hal tersebut hanya akan merugikan Rusia. Di sisi lain, hal itu juga dapat memicu masalah keamanan regional dan global. Menurut Ryabakov, opsi ini bukanlah cara Moskow untuk menghadapi masalah dengan AS.

Ketika ditanya tentang respons atas tindakan terbaru Washington yang mempersulit warga Rusia untuk mendapatkan visa ke sana, Ryabakov mengatakan negaranya tetap akan bersikap tenang. “Moskow akan terus dan tetap tenang serta menunjukkan akal sehat,” katanya.

Kendati demikian, permintaan Rusia kepada AS untuk memangkas jumlah diplomatnya di Moskow sebagai respons atas sanksi yang dijatuhkanmasih merupakan tindakan moderat dan terukur. Berbeda dengan setiap respons AS, yang dianggap Ryabakov, selalu mengganggu kepentingan fundamental ekonomi, politik, dan kepentingan Rusia lainnya.

“Jika kita membandingkan hal ini dengan apa yang dilakukan Rusia sebagai respons, maka Anda akan melihat bahwa utang AS kepada kita tidak terbatas,” ujarnya.

Namun terlepas dari semua permasalahan tersebut, Ryabakov percaya masih ada ruang untuk perbaikan hubungan AS dan Rusia. Ia pun menyampaikan bahwa komunikasi di antara kedua negara masih berlangsung hingga saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement