Selasa 07 Nov 2017 13:24 WIB

Setelah Kunjungi Jepang, Trump Tiba di Korsel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Elba Damhuri
Presiden AS Donald Trump (tengah kiri) dan Melania Trump disambut Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (kanan) saat tiba di Imperial Palace, Senin (6/11).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko, Pool
Presiden AS Donald Trump (tengah kiri) dan Melania Trump disambut Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (kanan) saat tiba di Imperial Palace, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden AS Donald Trump tiba di Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (7/11) setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Jepang dalam rangkaian tur Asia perdananya. Trump dan rombongannya mendarat di Pangkalan Udara Osan di luar ibu kota Seoul, dan langsung disambut oleh upacara militer di landasan bandara setelah ia keluar dari Air Force One.

Di negara kedua dalam perjalanannya ke Asia ini, Trump dijadwalkan akan mengunjungi garnisun pasukan AS di Korsel, tepatnya di Kamp Humphreys, 100 km dari perbatasan dengan Korut. Dia kemudian akan bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.

Perjalanan Trump ke Korsel adalah upaya untuk menyatukan pandangan meski ada sedikit perbedaan dengan Moon mengenai bagaimana cara menghadapi Korut. Trump juga sempat mengeluhkan kesepakatan perdagangan kedua negara dan pengeluaran Korsel di sektor pertahanan.

Gedung Putih mengatakan perjalanan Trump dimaksudkan untuk menunjukkan tekad AS atas pendekatan garis kerasnya terhadap ancaman nuklir dan rudal Korut. Namun banyak pihak di wilayah tersebut justru khawatir retorika Trump dapat meningkatkan risiko konflik militer yang menghancurkan semenanjung Korea.

Trump berusaha untuk terus meningkatkan tekanan kepada Pyongyang selama kunjungannya ke Tokyo. Dia meminta Jepang untuk menembak rudal Korut keluar dari langit, jika mereka membeli persenjataan AS.

Tiga armada kapal induk AS akan melakukan latihan gabungan di Pasifik Barat dalam beberapa hari mendatang. Latihan ini diadakan untuk menjalin persatuan guna melawan Korut.

Trump telah mengguncang beberapa sekutu AS dengan sumpahnya yang akan benar-benar menghancurkan Korut jika terus mengancam AS. Ia mencemooh Kim dan menyebutnya sebagai "Manusia Roket dalam misi bunuh diri", serta mengatakan upaya diplomatik dengan Pyongyang tidak ada gunanya.

Sementara Kim menjelaskan dia juga tidak memiliki minat untuk bernegosiasi, setidaknya sampai Korut mengembangkan rudal nuklir yang mampu menyerang AS. Ia kemudian menyebut Trump sebagai "orang gila AS."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement