Senin 11 Dec 2017 01:20 WIB

'Pemerintahan Trump Bisa Goyah Akibat Klaim Atas Yerusalem'

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini
Foto: ROL/HAvid Al Vizki
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengatakan, kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel berpotensi menggoyang posisi Donald Trump sebagai presiden. Pihaknya mengingatkan bahwa mayoritas pemimpin dunia saat ini menentang kebijakan AS tersebut.

"Mayoritas pemimpin negara di dunia dan rakyatnya mengecam keputusan Donald Trump. Di berbagai belahan dunia berlangsung aksi bela Palestina. Jika Trump dan AS bergeming kami yakin pasti akan dikucilkan dunia dan kepemimpinannya akan terjungkal," kecam Jazuli dalam orasi di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (10/12).

Jazuli melanjutkan, PKS mengapresiasi pernyataan tegas Presiden RI Joko Widodo terkait dukungannya terhadap Palestina. Namun, pihaknya tetap menginginkan adanya langkah lebih maju dari pemerintah Indonesia.

PKS menyarankan pemerintah menggalang kekuatan negara-negara di dunia melalui forum OKI dan PBB untuk menolak kebijakan AS. Jazuli mengatakan, perlu diterbitkan resolusi atas klaim sepihak yang dilakukan AS atas Yerusalem.

"Klaim itu jelas melanggar resolusi PBB dan memperparah penjajahan Israel atas Palestina. Kita dorong pemerintah untuk menggalang aksi penolakan dengan negara-negara lainnya," tegas Jazuli.

Sebelumnya, dalam sebuah pidato singkat di Gedung Putih, Trump meminta departemen negara bagian untuk mulai membuat pengaturan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Sementara presiden sebelumnya telah membuat janji kampanye besar ini, mereka gagal menyampaikannya. Hari ini, saya menyampaikannya," jelas Trump seperti dikutip The Guardian, Kamis (7/12).

Perdana Menteri Inggris Theresia May mengatakan pengumuman Trump tidak membantu dalam hal prospek perdamaian wilayah ini dan Inggris tidak akan mengikutinya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengutuk langkah tersebut. Termasuk Turki, Yordania, Mesir dan Lebanon yang juga mengkritik sikap Trump.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan masalah Yerusalem merupakan 'garis merah' buat Muslim. Erdogan akan bergerak bersama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menentang setiap upaya pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement