Rabu 13 Dec 2017 11:43 WIB

Macron: Dunia di Ambang Kekalahan Melawan Perubahan Iklim

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: Reuters
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dunia sedang berada di ambang kekalahan dalam perang melawan perubahan iklim global. Dia mendesak pemimpin politik dan bisnis meluncurkan rencana darurat baru dalam pertempuran melawan pemanasan global.

"Kita akan kalah dalam peperangan ini dan semua pihak harus bergerak karena kita semua bertanggung jawab akan hal itu," kata Emmanuel Macron dalam sebuah pertemuan terkait perubahan iklim di Paris seperti dikutip Aljazirah, Rabu (13/12).
 
Pertemuan tersebut dihelat sekaligus merayakan hari jadi kedua bagi perjanjian Paris yang berisi tentang kesepakatan terkait perubahan iklim global. Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh 170 negara yang bersama-sama akan mengurangi emisi gas rumah kaca yang menghangatkan Bumi.
 
Sementara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak diundang dalam pertemuan tersebut. Amerika merupakan negara yang menolak perjanjian perubahan iklim Paris pada 2015. Trump bahkan mennggambarkan Macron sebagai sebuah kabar buruk.
 
Kendati, Macron tetap mengundang tokoh penting asal Amerika lainnya yang mendukung gerakan perubahan tersebut. Arnold Schwarzenegger, Bill Gates dan Elon Musk merupakan tokoh-tokoh yang hadir dalam pertemuan itu.
 
Amerika sebelumnya menarik diri dari Perjanjian Paris terkait perubahan iklim. Trump bahkan mengatakan perubahan iklim merupakan hal yang tidak nyata alias hoax. Dia juga menangguhkan dana dua miliar dolar AS ke organisasi lingkungan yang dibentuk untuk membantu negara-negara miskin mengatasi dampak perubahan iklim.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dana tersebut sangat dibutuhkan mengingat itu hal yang benar untuk dilakukan guna membantu negara miskin melawan perubahan iklim secara tepat. Guterres mengatakan, secara keseluruhan memang tidak ada kekurangan dana namun dunia mengalami kekurangan kepercayaan yang harus segara diperbaiki.
 
Dia menegaskan, negara-negara kaya di utara harus menepati janji mereka menyumbangkan 100 miliar dolar AS setahun hingga 2020 untuk negara-negara berkembang. "Kita sedang berperang untuk eksistensi kita sendiri di planet ini seperti yang sudah diketahui," katanya.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement