Selasa 19 Dec 2017 14:59 WIB

PM Turki akan Kunjungi Kamp Pengungsi Rohingya

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
PM Turki Binali Yildirim
Foto: Reuters
PM Turki Binali Yildirim

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki memuji upaya Pemerintah Bangladesh dalam menangani konflik Rohingya dengan memberikan mereka lahan. Ini menyusul kaburnya ratusan ribu minoritas Muslim Rohingya akibat kekerasan militer Myanmar.

"Sekali lagi saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Bangladesh karena tidak meninggalkan mereka (Rohingya) sendirian," kata kara Perdana Menteri Turki Binali Yildirim seperti dikutip Anadolu, Selasa (19/12).

Dia mengatakan, Turki akan selalu memberikan dukungan dan solidaritas kepada etnis Rohingya. Dia melanjutkan, Ankara siap untuk membuat segala sarana kontribusi pada tingkat tertinggi di masa-masa sulit yang sedang dilalui Bangladesh terkait Rohingya.

Pernyataan itu diungkapkan Binali Yildirim menjelang kunjungan resminya ke Bangladesh. Kedatangan Yildirim secara spesifik untuk membahas konflik yang terjadi di Rakhine sekaligus mempererat hubungan kedua negara.

Yildirim juga dijadwalkan akan mengunjungi kamp pengungsian Cox's Bazar di selatan Bangladesh. Lebih dari 600 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh dan banyak dari mereka yang bermukim di kawasan tersebut.

Rohingya terpaksa meninggalkan kampung halaman menyusul kekerasan yang mereka dapatkan dari tentara Myanmar. PBB menyebut agresi militer tersebut merupakan upaya pembersihan etnis.

Berdasarkan investigasi PBB, operasi militer Pemerintah Myanmar menjadi langkah strategis untuk memastikan etnis Rohingya keluar dari negeri itu. PBB mewawancarai 65 pengungsi Rohingya di Bangladesh.

PBB menyebut tindakan militer yang dilakukan sangat terorganisasi, terkordinasi, dan sistematik. Operasi itu dimulai sebelum serangan pemberontakan terhadap pos polisi pada 25 Agustus lalu, mulai dari pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan anak-anak.

Sementara di Bangladesh, Yildirim juga akan menemui Perdana Menteri Bangladesh, Hasina Wajed dan Presiden Abdul Hamid. Pertemuan kepala negara itu akan membahas isu penguatan kerja sama ekonomi kedua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement