Rabu 28 Jan 2015 21:05 WIB

Kelompok HAM Israel Ungkap Kejahatan Negeri Zionis

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Tentara Israel berjaga di perbatasan Jalur Gaza.
Foto: AP Photo
Tentara Israel berjaga di perbatasan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok hak asasi manusia Israel mengatakan Negeri Zionis itu melakukan serangan terhadap wilayah pemukiman di Gaza, selama perang 50 hari dengan Hamas pada musim panas lalu. Sejumlah kasus disebut-sebut melanggar ketentuan hukum internasional dan menimbulkan masalah hukum serius.

Dilansir dari The New York Times, kelompok yang menamakan diri mereka B'Tselem, yang diidentifikasi sebagai sayap kiri Israel mengatakan, telah menyelidiki 70 kasus di mana lebih dari 600 warga Palestina tewas di dalam rumah. Menurut laporan, mayoritas dari korban adalah anak-anak, perempuan dan laki-laki di atas usia 60. B'Tselem mengatakan para korban dianggap tidak mungkin telah terlibat dalam pertempuran.

Penelitian ini merupakan yang ketiga dilakukan oleh organisasi HAM pada konflik Gaza, tapi ini merupakan laporan pertama yang diungkap kelompok Israel. Laporan telah diberikan pada jaksa di Pengadilan Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, atas desakan para pemimpin Palestina.

Sebelumnya ICC telah melakukan penyelidikan awal atas kejahatan perang di wilayah Palestina. Kritikus Israel mengecam laporan B'Tselem. Namun B'Tselem mengatakan laporannya itu terutama ditujukan pada publik Israel, yang secara luas mendukung serangan Israel.

Para pejabat mengatakan kampanye itu dimaksudkan untuk menghentikan serangan roket intens dari Gaza ke Israel dan untuk menetralisir ancaman infiltrasi militan ke wilayah Israel melalui terowongan bawah tanah.

Direktur eksekutif B'Tselem Hagai El-Ad mengatakan, perang Gaza bukanlah subjek utama perdebatan di Israel. Pada Selasa, ia mengatakan kelompoknya bermaksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu melalui media sosial.

Para pejabat militer Israel bersikeras bahwa tentara bertindak sesuai dengan hukum internasional selama konflik. Mereka telah memberikan penjelasan umum untuk pemboman bangunan tempat tinggal, yang mereka gambarkan digunakan sebagai 'komando dan kontrol pusat' yang digunakan oleh militan. Mereka mengatakan rumah tinggal merupakan bagian dari 'infrastruktur teroris'.

Menurut laporan PBB dan Departemen Kesehatan Gaza, hampir 2.200 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu. Di sisi Israel, lebih dari 70 orang meregang nyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement