Selasa 28 Jul 2015 18:39 WIB

Liga Arab Adakan Pertemuan Bahas Kerusuhan di Yerusalem

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera negara-negara peserta Liga Arab
Bendera negara-negara peserta Liga Arab

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri yag tergabung dalam Liga Arab akan mengadakan pertemuan di Kairo, Mesir awal Agustus mendatang, Senin (27/7). Dilansir dari ynetnews Pertemuan tersebut rencananya akan membahas bentrokan yang melibatkan polisi Israel di kompleks Masjid al Aqsa di Yerusalem.

Insiden terjadi Ahad (26/7)saat polisi Israel memasuki masjid dan bentrok dengan warga Palestina. Warga Palestina marah karena Yahudi merayakan peringatan tahunan di Masjid Al Aqsa. Kepala Negosiator Palestina Saeb Erakat mengatakan menteri luar negeri dari 15 negara-negara Arab akan bertemu pada (5/8) mendatang untuk membahas eskalasi yang terjadi di Yerusalem.

Dilansir dari Alarabiya Erakat mengatakan mereka akan membahas ketegangan Israel di Al Aqsa, pemukiman, penangkapan ekstra yudisial dan pembunuhan serta memaksa warga yahudi pindah dari Palestina. Dia juga telah membicarakan masalah ini dnegan Kepala Liga ARab Nabil al Arabi di kantor pusat Kairo.

Sebelumnya pembicaraan damai Israel dan Palestina telah berhenti sejak AS gagal mengupayakan masalah diplomatik pada April tahun lalu. Pertemuan kali ini juga akan membahas upaya rekonsiliasi Palestina dan paya Arab Saudi untuk mengakhiri pendudukan Israel melalui PBB.

Sebelumnya polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di Masjid Al Aqsa, Ahad (26/7). Polisi menggunakan granat melawan lemparan batu warga Palestina saat Yahudi merayakan acara tahunan di lingkungan Al Aqsa.

Tidak ada korban jiwa yang tewas maupun luka-luka dari insiden tersebut. Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan Warga Palestina telah siaga saat mereka ingin mengusirnya dari Al Aqsa. Kerusuhan ini selalu terjadi setiap tahun saat Yahudi memasuki Al Aqsa.

Polisi memaksa menutup pintu masuk utama. Yahudi mendesak Pemerintah Israel agar dapat beribadah di Al Aqsa. Namun tindakan mereka melukai umat muslim yang telah dilarang sejak 1967. Setelah kerusuhan ahad lalu, menteri kabinet Israel mengunjungi kompleks untuk melihat kegiatan Yahudi.

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukota tak terpisahkan dan abadi. Namun klaim tersebut tidak diakui internasional. Palestina menginginkan Yerusalem Timur yang dicaplok oleh Israel setelah perang 1967. Mereka juga berharap dapat membangun Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Sementara itu Warga Yahudi bentrok dengan polisi Israel, Selasa (28/7) karena wilayah tersebut merupakan bagian dari Palestina di Tepi Barat berdasarkan keputusan pengadilan. Sehingga bangunan milik Israel harus segera dibongkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement