Kamis 24 Aug 2017 09:12 WIB

5 Orang Tewas dalam Bentrokan di Kamp Pengungsi Palestina

Rep: marniati/ Red: Bilal Ramadhan
Monumen pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Beirut di Sabra, Beirut Selatan.
Foto: wikipedia
Monumen pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Beirut di Sabra, Beirut Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sedikitnya lima orang tewas dan 35 lainnya cedera dalam pertempuran yang terjadi di kamp Palestina terbesar di Libanon Ain al-Hilweh selama satu pekan terkahir. Dua anggota kelompok fatah Palestina tewas pada hari Rabu dalam bentrokan dengan kelompok bersenjata lainnya di kamp pengungsi.

Bentrokan dimulai Kamis lalu setelah pemimpin faksi bersenjata bersimpati kepada kelompok Bilal Badr yang menembaki markas pasukan keamanan bersama untuk kamp tersebut. Sejak saat itu, bentrokan terjadi dengan pasukan keamanan gabungan yang terdiri dari faksi utama Palestina, termasuk Fatah, yang bertanggung jawab atas keamanan kamp tersebut.

Kelompok Bilal Badr telah digambarkan oleh pemerintah Libanon sebagai kelompok Islam dengan sejumlah faksi mendukung pemimpin yang diinginkannya. Pertarungan meningkat pada hari Rabu, ketika tembakan senjata melukai tiga orang, termasuk dua petugas keamanan Libanon, di luar kamp.

"Intinya, apa yang kita lihat di sini [Ain al-Hilweh] adalah perang besar," ujar jurnalis Aljazirah, Imam Tyab (24/8).

Menurut Imam, ada orang-orang yang mencoba untuk memperjuangkan jalur dan jalan yang sangat sempit di kamp pengungsian  yang menampung sekitar 50 ribu pengungsi Palestina. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kesepakatan gencatan senjata pada hari Rabu (23/8).

Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kamp pengungsian mengalami kerusakan parah setelah terjadinya bentrokan. Rumah-rumah dibakar, dan jaringan air dan listrik rusak. Kamp tersebut adalah tempat yang sangat padat penduduk dan miskin yang telah menyaksikan kekerasan secara konsisten selama bertahun-tahun.

Warga Palestina di Libanon tidak diizinkan memiliki tanah dan dilarang melakukan banyak profesi, Hal ini menyebabkan  ketidakpastian, kerusuhan dan kemiskinan. Pada bulan April, tujuh orang tewas dan puluhan lainnya cedera dalam pertempuran serupa antara dua kelompok yang sama.

Kamp-kamp Palestina Libanon, yang berasal dari perang 1948 antara Israel dan tetangganya di Arab, sebagian besar berada di luar yurisdiksi dinas keamanan Lebanon. Ada sekitar 450 ribu  pengungsi Palestina yang tinggal di 12 kamp di Libanon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement