Ahad 04 Aug 2013 19:40 WIB

Ikhwanul Muslimin Bersikukuh Tuntut Pembebasan Muhammad Mursi

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Muhammad Mursi
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin terus mendesak pembebasan presiden terguling, Muhammad Mursir. Desakan tersebut tetap dilakukan meski Amerika Serikat (AS) menyatakan masih adanya solusi damai terhadap krisi politik Mesir. 

Wakil Menteri Luar Negeri AS, William Burns bertemu dengan Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin pada Sabtu (3/8). Pendukung Mursi menegaskan setiap resolusi untuk krisis harus menyertakan pemulihan pemerintahan Mursi.

Partai tersebut menerbitkan pernyataan yang mengatakan posisi mereka tidak berubah. Mereka menegaskan legitimasi yang mengembalikan presiden, konstitusi, dan majelis syura. 

Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel menghubungi kepala militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi dari Washington untuk mendesak dia untuk mendukung proses politik inklusif. Sementara, Jenderal al-Sisi meminta AS untuk menekan pendukung Mursi mengakhiri protes.

Dalam laporan Al-Arabiya, Ahad (4/8), Mursi resmi ditahan dengan dakwaan pelanggaran yang dilakukan pada 2011 ketika dia kabur dari penjara selama pemberontakan yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak. 

Para pemimpin Islamin menolak pembicaraan dengan investigator. Di sisi lain, Kementrian Dalam Negeri Mesir telah meminta demonstran pro-Mursi untuk membubarkan diri dan berpartisipasi dalam transisi politik. Namun, para pendukung Mursi menolak ajakan dari pemerintah Mesir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement