Senin 26 Jan 2015 17:24 WIB

Korban Peringatan Reformasi Mesir Terus Bertambah

Rep: c84/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).
Foto: EPA/Mohamed Kamel
Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Peringatan empat tahun reformasi di Mesir kembali memakan korban setelah setidaknya 17 orang dilaporkan tewas pada aksi massa yang digelar Ahad (25/1).

Tembakan dan sirene terdengar di Kairo pada Ahad (25/1) setelah kendaraan lapis baja bergerak memasuki pusat kota dalam upaya menghadang aksi demonstran.

Seorang juru bicara Departemen Kesehatan mengatakan sedikitnya 17 orang, termasuk tiga polisi, telah tewas dalam aksi protes di seluruh negeri.

Pada siang hari, polisi anti huru hara yang didukung tentara dalam kendaraan lapis baja menutup jalan, termasuk yang mengarah ke Kairo Tahrir Square, jantung simbolis dari 2011 pemberontakan.

Korban tewas terbanyak berada di pinggiran kota Kairo, Matariya, dari kubu Ikhwanul Muslimin.Pasukan khusus menembakkan pistol dan senapan pada demonstran.

Orang-orang di Matariya meneriakkan slogan-slogan seperti revolusi kembali dengan melemparkan bom molotov ke pasukan keamanan dan api berkobar di jalan-jalan. Di pusat kota Kairo, polisi anti huru hara dengan senapan mengejar pengunjuk rasa di jalan-jalan.

Sementara itu, orang-orang bersenjata di dalam mobil menembaki sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat piramida, menewaskan dua polisi, dan bom melukai dua polisi di luar sebuah klub olahraga meski pengamanan ekstra di ibukota, kata sumber-sumber keamanan.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan bom meledak di kawasan Alf Maskan Kairo timur. Ledakan serupa pada Jumat melukai empat polisi dan seorang warga sipil. Kelompok jihad Ajnad Misr mengklaim kedua ledakan tersebut berasal dari kelompoknya.

Selain itu, dua tersangka militan juga tewas ketika mereka keliru meledakkan diri dalam upaya untuk menyabotase menara listrik di provinsi Delta Nil Baheira, kata Kementerian Dalam Negeri.

Enam orang juga tewas dalam protes terpisah di Alexandria, kota terbesar kedua Mesir, Giza gubernuran di luar Kairo dan provinsi Delta Nil Baheira, kata sumber-sumber keamanan.

Setidaknya 150 orang ditahan di seluruh negeri setelah polisi membubarkan protes di mana banyak demonstran sayap kiri juga berpartisipasi, kata beberapa pejabat keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement