Jumat 17 Apr 2015 15:13 WIB

Anggota DK PBB Teteskan Air Mata, Mengapa?

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).
Foto: AP/Shaam News Network
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Anggota Dewan Keamanan PBB menitikkan air mata saat melihat sebuah video yang ditunjukkan salah seorang dokter yang menjadi saksi penggunaan senjata kimia di Suriah. Dalam video tersebut dokter memperlihatkan sejumlah korban, termasuk anak-anak yang terkena bom klorin.

Al Jazeera melaporkan pada Jumat (17/4), Dewan Keamanan PBB pada Kamis (16/4) mendengarkan kesaksian langsung dari salah seorang dokter di Suriah. Kesaksian Zaher Sahloul dari Asosiasi Medis Amerika di Suriah membuktikan adanya penggunaan senjata kimia dalam konflik Suriah.

Begitu mengharukannya kesaksian dan video tersebut hingga membuat sekitar 15 anggota dewan yang hadir saat itu sangat emosional. Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Smantha Power mengatakan, kini DK PBB akan berusaha mengidentifikasi orang-orang di balik serangan dan memastikan mereka mendapat hukuman.

"Mungkin ada mata yang kering di dalam ruangan, tapi aku tak melihatnya," kata Power yang menggambarkan betapa semua orang yang menyaksikan video tersebut menitikkan air mata.

Selama ini AS bersama Inggris dan Prancis menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan gas klorin pada warga sipil. Namun Suriah dengan didukung Rusia menolak tuduhan tersebut.

"Semua bukti menunjukkan itu (gas) datang dari helikopter, hanya rezim Assad yang memiliki helikopter," kata Power.

 

Shaloul mengatakan, adegan dalam video memang sangat traumatis. Video diambil saat serangan pada 16 Maret di kota Sarmin, Idlib, setelah momen langka kesepakatan dari DK PBB yang mengeluarkan resolusi mengutuk penggunaan klorin.

Menurut Shaloul, dalam video tampak dokter dan perawat tengah berupaya mengobati pasien yang terkena klorin. Banyak dari mereka dalam kondisi yang mengenaskan.

"Mereka semua memiliki gejala penyakit pernapasan, mereka batuk, susah nafas, dan beberapa ada yang terdapat cairan di paru-parunya," kata Shaloul.

Dokter lain yang hadir dalam kesaksian, Mohamed Tennari mengatakan ia merawat sekitar setengah lusin korban dalam serangan selama bulan lalu. Video tersebut juga menunjukkan gambar satu hingga tiga anak yang tewas. Salah satu dari mereka berbaring di atas nenek mereka yang juga meninggal.

"Semua orang berbau seperti pemutih," kata Tennari. Ia mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement