Kamis 20 Apr 2017 09:08 WIB

Tingginya Permukaan Sungai Tigris Perparah Krisis Kemanusiaan Mosul

Pengungsi Irak di Mosul menarik lengan anaknya menaiki truk yang akan mengangkut mereka ke tempat yang lebih aman .
Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters
Pengungsi Irak di Mosul menarik lengan anaknya menaiki truk yang akan mengangkut mereka ke tempat yang lebih aman .

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan melaporkan tingginya permukaan air di Sungai Tigris membuat dua jembatan utama di Daerah Mosul, Irak Utara tak bisa dilewati pekan ini.

Kondisi tersebut menghalangi orang yang kehilangan tempat tinggal pindah ke kamp dan lokasi darurat di Pinggir Timur Sungai Tigris, tempat kebanyakan ruang tersedia, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Rabu (19/4).
 
"Pembagian bantuan di bebeapa kamp dan lokasi darurat juga terpengaruh, dan pemasok tak bisa menjangkau mereka," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di New York.
 
Salah satu jembatan, di Nimrud, dibuka kembali pada Selasa untuk lalu-lintas sipil dan digunakan oleh pekerja kemanusiaan, kata Dujarric. Namun, satu jembatan penting di Qayyarah tampaknya memerlukan dua atau tiga hari lagi untuk diperbaiki, kata juru bicara PBB tersebut.
 
"Permukaan air diperkirakan akan tetap tinggi selama beberapa hari lagi, dan dampaknya pada pembagian bantuan serta kegiatan perbaikan kamp tampaknya akan berlanjut," ujarnya.
 
Sejauh ini, lebih dari 336 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal di Mosul Barat sejak dimulainya operasi militer terhadap permukiman Mosul Barat pada penghujung Februari. Jumlah seluruh orang yang kehilangan tempat tinggal sejak awal operasi Mosul pada musim gugur lalu telah mencapai 484 ribu orang.
 
Direktur Dana Kependudukan PBB untuk Wilayah Arab Luay Shabaneh baru saja mengakhiri kunjungan empat-hari ke Irak, tempat ia bertemu dengan beberapa anak perempuan dan perempuan yang kehilangan rumah serta menerima layanan di klinik kesehatan yang mendapat dukungan dana dari PBB di Mosul Barat dan Timur. Shabaneh mengatakan ia sangat terenyuh oleh cerita yang ia dengar dari orang yang mengungsi akibat konflik, tambah Stepahen Dujarric.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement