Kamis 20 Apr 2017 18:31 WIB

Israel Tuding Pasukan Assad Miliki Tiga Ton Senjata Kimia

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Foto yang diambil kelompok antipemerintah Suriah Edlib Media Center yang telah diautentifikasi menunjukkan dokter menangani seorang anak menyusul dugaan serangan kimia di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 4 April 2017.
Foto: Edlib Media Center, via AP
Foto yang diambil kelompok antipemerintah Suriah Edlib Media Center yang telah diautentifikasi menunjukkan dokter menangani seorang anak menyusul dugaan serangan kimia di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 4 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mengatakan, pasukan Bashar al-Assad masih memiliki beberapa ton senjata kimia. Tudingan itu disampaikan menyusul serangan senjata kimia yang menewaskan lebih dari 8orang di Kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, dua pekan lalu. Israel dan sejumlah negara lain menyalahkan pasukan Assad atas serangan itu.

"Terdapat beberapa ton senjata kimia di tangan pasukan Assad," kata seorang perwira militer senior Israel, Rabu, (19/4).

Beberapa laporan media lokal mengutip laporan pejabat militer yang yang menyebutkan jumlahnya senjata kimia itu mencapai tiga ton. Dalam kesepakatan 2013 yang dimediasi oleh Rusia dan Amerika Serikat, Suriah setuju untuk menghancurkan senjata kimianya.

Sebelumnya Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia yakni badan pengawas global, mengatakan, gas sarin atau toksin dilarang buat senjata. Namun Suriah pernah menggunakan senjata serupa pada serangan 4 April di Provinsi Idlib di Suriah. Temuan ini dites di laboratorium Turki dan Inggris.

Menteri Pertahanan Israeli Avigdor Lieberman yakin 100 persen kalau serangan itu memang diperintahkan dan direncanakan oleh Assad. Meskipun ia tak menyebutkan buktinya.

Suriah berulang kali membantah berada di balik serangan di Khan Sheikhoun. Assad mengatakan, militer Suriah telah membuang semua senjata kimia pada 2013 setelah kesepakatan dibuat pada saat itu. Mereka juga tidak akan pernah menggunakannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement