Ahad 10 Dec 2017 20:14 WIB

Soal Yerusalem, PUI Serukan Persatuan Umat Islam

Rep: Fergi Nadira/ Red: Karta Raharja Ucu
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Umat Islam (PUI), Iman Budiman menyerukan persatuan umat dan pemimpin negeri-negeri Muslim agar memiliki sikap yang sama dalam menghadapi persoalan Palestina. PUI juga turut serta dalam demonstrasi bersama ormas Islam lain untuk menentang penjajahan Israel atas Palestina.

"Kami akan memberikan pemahaman dan informasi yang benar tentang persoalan palestina ini khususnya kepada jamaah PUI umumnya kepada umat Islam," ujar Iman melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Ahad (10/12).

Ia berkata, dalam hal ini pemindahan kantor Kedubes AS ke Al-Quds menurutnya hanyalah kelanjutan dari Yahudisasi Al-Quds dan merupakan cengkeraman penjajahan di bumi wakaf Palestina. Trump melakukannya bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad sallahu alaihi wassalam.

"Ini adalah tindakan yang sangat menghina dan sangat melukai ummat Islam dan akan memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia serta akan menjadi babak baru perjuangan pembebasan palestina. Bagi umat Islam, Al Quds adalah harga mati dan pembebasan palestina adalah keniscayaan," ujarnya.

Karena itu, kata dia, pembebasan Al-Quds, Palestina, harus dimulai dengan membebaskan negeri-negeri Islam dari penguasa, raja-raja, dan pemerintahan yang berdiri atas dukungan Inggris-Prancis. Ia juga menyayangkan perilaku elemen-elemen bangsa Arab (Mesir, Saudi, UAE) yang tidak lagi menjadikan Palestina sebagai problem bersama umat Islam.

"Kami juga berharap ulama-ulama di seluruh dunia Arab dan dunia Islam bersatu dalam menggelorakan semangat jihad melawan arogansi Yahudi Israel," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement