Rabu 02 Jun 2010 10:43 WIB

'Adili Ehud Barak di Mahkamah Internasional!'

Rep: harun dari Teheran/ Red: irf
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak (kiri)
Foto: ap
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Pertemuan Troika Plus Majelis Perlemen se-Asia (Asian Parliamentary Assembly/APA), mengeluarkan sebuah komunike bersama mengutuk serangan Israel atas konvoi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Di antara butir-butir Komunike Tehran itu menyatakan perbuatan tersebut sebagai terorisme negara (state terrorism) dan mendesak Menteri Pertahanan Isreal Ehud Barak diadili.

Pertemuan Troika Plus tersebut digelar di gedung Parlemen Iran, di Teheran, Selasa (1/6), dihadiri Ketua DPR-RI, Marzuki Alie, yang juga Presiden APA; Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, yang merupakan Presiden APA periode sebelumnya; Ketua Parlemen Suriah, Mahmud Ai Abrash, yang akan menjadi Presiden APA periode berikutnya; Wakil Ketua Parlemen Nasional Palestina dari Fatah, Tayseer Qubba; Sekjen APA,Nejad Hosseinian; dan Wakil Ketua Parlemen Afghanistan.

Jika penyerangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan tersebut merupakan perintah pemerintah Israel, Komunike menyatakan itu merupakan kejahatan negara. “Serangan tersebut merupakan kejahatan perang, pelanggaran hukum internasional, dan pelanggaran konvensi hukum laut internasional,” demikian antara lain butir komunike bersama yang dibacakan dua kali, oleh Marzuki Alie dan Ali Larijani.

Dalam draf komunike sebelumnya, tidak tercantum adanya seruan kepada Mesir untuk membuka perbatasan Rafah, yang menghubungkan Gaza dengan Mesir. Poin tersebut masuk dalam pembahasan delegasi parlemen, yang antara lain diusulkan oleh Iran.

Saat ada pertanyaan dari wartawan tentang adanya kemungkinan Mesir membuka pintu perbatasan Rafah, Larijani menukas, “Kami bukan orang yang banyak bicara, kami orang yang banyak action.”

Kendati keputusan tersebut pada tataran parlemen, Larijani mengatakan akan memberi pengaruh terhadap pemerintahan masing-masing untuk bertindak. “Kita harus terus melakukan upaya, sampai blockade kepada Gaza terbuka,” tandasnya.

Dalam pertemuan tersebut, tidak hadir wakil dari Hamas. Namun, dalam pertemuan dilakukan telekonferensi dengan wakil dari Hamas, yaitu Abdul Azis D. “Dulu, Israel hanya berani kepada bangsa Palestina. Sekarang, dengan menyerang konvoi bantuan kemanusiaan, Israel sudah berani kepada bangsa-bangsa lainnya,” katanya.

Tahun lalu, apa telah mengeluarkan resolusi, yaitu APA Resolution on Violation of International Humanitarian Law in Palestine and War Crimes Committeed by the Zionist Regime in Gaza. Dalam resolusi ini, seluruh anggota APA mendesak Israel menarik diri dari seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Al Quds Al Sharif (Yerusalem Timur), Jalur Gaza, dan Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, dan tanah pertanian Shaba.

Resolusi juga menekankan pembebasan seluruh tahanan Palestina, termasuk anggota-anggota parlemen Palestina; melucuti seluruh permukiman serta seluruh tembok pembatas, dan seluruh pos pemeriksaan di tanah Palestina yang diduduki; dan mengakhiri berbagai kebijakan mereka merampas tanah Palestina.

Tapi dalam perkembangannya, Israel tetap melanjutkan pembangunan 1.600 unit rumah di wilayah Palestina, termasuk Al Quds Al Sharif. Pada tahun 2009 lalu, Menteri Pertahanan Israel juga memutuskan untuk merelokasi 70 ribu warga Palestina yang sekarang tinggal di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Presiden APA, Marzuki Alie, mengutuk keras serangan Israel atas konvoi bantuan yang membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan ke Gaza. Serangan yang juga telah mengakibatkan puluhan relawan kemanusiaan wafat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement