Jumat 01 Oct 2010 05:41 WIB

Presiden Afghanistan Menangis Tersedu dalam Pidatonya, Kenapa?

Hamid Karzai
Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Hari ini seharusnya menjadi hari merayakan prestasi Afghanistan dalam pendidikan. Namun sebaliknya, presiden Afghanistan diserang hancur menangis di sebuah pertemuan resmi memperingati Hari Aksara Internasional.

Dalam pidato emosionalnya, Hamid Karzai menyesali diperkirakan 10 juta Afghanistan yang buta huruf dan diulang banding ke militan Taliban untuk meletakkan senjata mereka dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa anaknya mungkin suatu saat akan dipaksa untuk meninggalkan negaranya. "Saya memiliki rasa sakit di hati saya," kata Karzai, suaranya bergetar dan matanya merah dengan air mata.

"Saya takut anak saya, anak saya sendiri akan menjadi pengungsi satu hari. Tolong, saya tidak ingin anak saya dan anak Anda menjadi warga negara asing. Saya ingin dia tumbuh di sini ... aku ingin dia untuk melayani bangsa ini," kata Karzai. Hadirin yang terdiri dari para guru, menteri, duta besar, dan anggota Pramuka turut tercekat.

Setelah mengusap wajahnya dengan saputangan, Karzai mendesak warga Afghanistan untuk berbuat lebih banyak untuk mendidik anak-anak mereka. Beberapa pria berjanggut penonton mengusap air mata sebagai pemimpin Afghanistan menyimpulkan pidatonya.

Itu tidak jelas apa yang mendorong solilokui  presiden hingga hujan air mata. Tetapi tidak ada pertanyaan, pengamat Afghanistan mengatakan, bahwa ia dan setidaknya satu anggota keluarga dekat adalah saat ini menghadapi tekanan di berbagai bidang.

"Karzai berada di bawah banyak tekanan sekarang," kata Mahmoud Saiqal, mantan menteri luar negeri  yang menjabat sebagai diplomat selama beberapa tahun di bawah Presiden Karzai.

Sementara itu, pengamat asing membacanya sebagai Karzai telah patah arang dengan kondisi negerinya. "Pelannya kemajuan di negara dan berita tentang masalah dengan keluarganya  benar-benar berpengaruh terhadap kemampuannya untuk berpikir jernih," kata Candace Rondeaux, seorang analis International Crisis Group.

Pemberontakan Taliban masih terus berlangsung. Selasa pagi, sebuah bom mengoyak kendaraan dari wakil gubernur provinsi Ghazni di perjalanan pagi untuk bekerja. Ledakan itu menewaskan Deputi Gubernur Mohammad Kazem Allahyar, saudaranya, anaknya, dan dua pengamat sipil dan melukai sedikitnya delapan orang termasuk dua pengawal, kata Ismail Jihangir, juru bicara Gubernur Ghazni.

Dalam sebuah pernyataan hari Selasa, kantor Presiden Karzai mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai aksi terorisme.

sumber : CNN

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement