Ahad 07 Nov 2010 02:26 WIB

Badai Tomas Tewaskan 7 Orang di Haiti

Rep: C31/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE--Badai Tomas meredam kamp pengungsian gempa Haiti, Jumat (5/11) kemarin. Kota-kota yang terletak di kawasan pesisir tenggelam, karena badai memicu banjir dan tanah longsor. Setidaknya tujuh orang tewas.

Pusat badai telah membersihkan pantai utara Haiti di malam hari. Pihak berwenang Haiti percaya badai yang terburuk sudah berakhir, namun ahli meteorologi memperingatkan bahwa masih ada ancaman badai susulan dan hujan deras.

"Sekarang, Haiti telah lolos dari bahaya badai, tapi kita harus terus waspada," kata Presiden Haiti, Rene Preval di istana presiden.

Menurut laporan Direktur Perlindungan Sipil Haiti, Alta Jean-Baptiste, akibat amukan Badai Tomas, empat orang tewas di provinsi barat daya Grande Anse, dua orang tewas di provinsi Selatan dan satu orang tewas di Belle Anse di provinsi Tenggara.

"Banjir dilaporkan juga terjadi di kota-kota di kawasan pesisir seperti di Les Cayes, Jacmel dan Leogane," kata Alta Jean-Baptiste.

Di ibukota Port-au-Prince, warga masih trauma oleh gempa bumi yang mengerikan pada tanggal 12 Januari 2010. Ratusan ribu korban gempa tunawisma meringkuk di tenda-tenda dan tempat penampungan dari terpal hujan di kamp-kamp yang berlumpur. Gempa ini menewaskan lebih dari seperempat juta orang.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan badai itu bisa menyebabkan pukulan jauh lebih buruk terhadap warga Haiti. "Kami sangat beruntung dalam hal ini. Ancaman banjir susulan masih serius, terutama di Leogane. Sekali lagi, Haiti beruntung," kata juru bicara OCHA Imogen Wall.

Dari 1,3 juta korban gempa bumi di kamp-kamp sementara di ibukota, hanya beberapa orang yang mampu mengungsi ke struktur yang lebih aman dengan keluarga atau teman, atau di sekolah atau tempat penampungan pemerintah.

Badai Tomas bertiup dari bawah beberapa tenda di penampungan pengungsi di kota pesisir selatan di Jacmel, dan sungai di Leogane meluap, air sungai pun mengenangi bagian barat ibukota.

"Hujan lebat terjadi, tapi saya merasa tidak bahagia karena rumah saya bocor dan berlubang dan banyak air masuk ke dalam," kata Solange Louis-Charles, 40, saat ia mencuci piring. Bagian luar rumahnya terbuat dari seng dan terpal.

Menurut data Pusat Topan Amerika Serikat, pukul 8 malam waktu setempat (tengah malam WIB), pusat badai berada di utara, sekitar 135 kilometer timur Guantanamo, Kuba. Badai ini menyeberangi Atlantik dan menuju Bahama Turki dan Caicos pulau dan tenggara.

Peramal memperingatkan bahwa hujan dari badai masih bisa menghasilkan banjir bandang dan tanah longsor yang mematikan di Haiti. Hal ini lantaran selama beberapa dekade banyak petani yang menebang pohon untuk kayu bakar. Bukit-bukit dan gunung gundul dan terkikis.

Hujan, banjir dan tanah longsor dari badai tropis dan badai pada tahun 2004 dan 2008 menewaskan beberapa ribu orang di Haiti, khususnya di kota pesisir barat laut Gonaives.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement