REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths pekan lalu, mengatakan dirinya mengalokasikan 12 juta dolar AS (sekitar Rp 190,7 miliar) dari dana darurat PBB untuk Haiti. Dana tersebut akan digunakan untuk mengatasi situasi yang mengerikan di negara itu.
"Kekerasan geng yang tiada henti telah menyebabkan 50 ribu orang mengungsi, sementara lima juta orang mengalami kelaparan akut dan melemahkan sistem kesehatan yang sudah rapuh. Dana ini akan memungkinkan mitra bantuan untuk menjangkau mereka yang paling terkena dampak," tulisnya di akun media sosial X.
Haiti telah terkepung secara internal sejak pertengahan 2021, ketika sejumlah kelompok geng mengambil alih infrastruktur sambil melakukan aksi kekerasan untuk memperebutkan kekuasaan. Bantuan medis disebut sudah tidak ada lagi, sementara kelaparan juga terjadi karena persediaan makanan hampir menghilang.
Kerusuhan yang dilakukan kelompok geng pada 18 Maret 2024, menargetkan lingkungan kelas atas yang sebelumnya damai di ibu kota negara itu. Hal itu mengakibatkan sedikitnya belasan orang tewas.
Ribuan orang juga telah tewas dalam konflik tersebut, sementara ratusan ribu lainnya meninggalkan negara tersebut. Kelompok geng juga membakar sejumlah kantor kepolisian, menyerbu bandara dan membebaskan 4.000 narapidana dari dua penjara terbesar di negara itu.