REPUBLIKA.CO.ID, Bekas diktator Haiti, Jean-Claude "Baby Doc" Duvalier mengaku terkejut bisa kembali ke kampung halamannya di Caribbean, Senin (17/1). Ia pun langsung berjanji membantu para korban akiat menyebarnya penyakit koleras, yang hampir menewaskan ratusan warga negara tersebut.
Itu adalah yang pertama, sejak pria 59 tahun tersebut, yang merupakan pemimpin termuda pada 19 tahun usai menggantikan ayahnya kembali ke negaranya tercinta. Ia kembali ke Haiti sejak dirinya didepak keluar dari negaranya pada 1986 lalu melalui sebuah 'people power, yang juga atas desakan Amerika Serikat.
Dengan dibalutkan jas biru yang serasi dengan dasinya, dan ditemani istrinya yang merupakan orang Prancis, Veronique Roy, Duvalier tiba di Bandara Port-au-Prince dengan menggunakan maskapai Prancis dari Paris. "Saya telah menunggu lama momen ini. Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di tanah (Haiti), saya merasa sukacita yang mendalam," ungkapnya dihadapan sekitar seratus pengikutnya di Bandara yang meneriakkan 'Semoga panjar umur Duvalier!'.
"Saya ingin menunjukkan solidaritas kepada mereka, mengatakan kepada mereka bahwa saya ada disini. Saya juga ingin menghapus (semua masa lalu) dan bertekad untuk berpartisipasi untuk kelahiran kembali Haiti," tuturnya kepada Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut tekadnya itu.
Tidak semua warga setempat antusias terkait kembalinya salah satu anggota dari dinasti, ayah dan anak Duvalier, yang menandai 28 tahun ketakutan dan korupsi dalam pemerintahannya saat memimpin Haiti. "Kita menunggu apa yang akan ia lakukan di sini (Haiti). Tapi itu bukan persoalan yang penting. Saya hidup di bawah (pemerintahan) Duvalier), ujar warga Port-au-Prince, Christian Joseph, 49 tahun.
Bahkan, beberapa warga lainnya takut membicarakan Duvalier. "Apakah anda bercanda? Dia akan membunuh saya. Apakah kamu tidak tahu Duvalier," ungkap warga lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya.