Jumat 04 Mar 2011 21:08 WIB

AS: Perdagangan Narkotika Korut Berkurang

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Korea Utara tampaknya telah mengakhiri sebagian besar perdagangan obat terlarang (narkotika) yang didukung negara tetapi kelompok-kelompok swasta menyelundupkan metamfetamin melintasi perbatasan dengan Cina, menurut Amerika Serikat, Kamis. Dalam laporan tahunan yang disampaikan kepada Kongres, Departemen Luar Negeri AS mengatakan "tidak ada konfirmasi kasus perdagangan narkoba skala besar" yang melibatkan Korea Utara atau warga negaranya yang dilaporkan pada 2010.

Disebutkan tidak ada cukup informasi untuk mengkonfirmasi bahwa negara komunis itu tidak lagi terlibat dalam pembuatan dan perdagangan narkoba "tetapi jika aktivitas seperti itu terus berlanjut, tentu dalam skala yang lebih kecil". Ini adalah tahun kedelapan berturut-turut bahwa tidak ada kasus skala besar perdagangan heroin atau metamfetamin baik ke Jepang atau Taiwan dengan keterlibatan langsung negara Korea Utara, menurut Laporan Strategi Pengedalian Narkotika Internasional 2011.

"Keberlanjutan kekurangan laporan publik mengenai perdagangan narkoba yang terkait langsung dengan DPRK (Korea Utara) menunjukkan bahwa perdagangan narkoba tingkat tinggi seperti itu entah telah baik berhenti atau telah berkurang secara tajam," kata laporan itu.

Laporan itu mengatakan, bagaimanapun juga, perdagangan metamfetamin sepanjang perbatasan Korea Utara-Cina terus berlanjut dan laporan media tentang kegiatan tersebut telah meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. "Ini melaporkan ... titik untuk transaksi antara pedagang DPRK dengan kelompok-kelompok kriminal terorganisir Cina skala besar" di lokasi di sepanjang perbatasan.

"Media terus melaporkan perdagangan metamfetamin ke organisasi kriminal Cina dari wilayah DPRK, menyebutkan keberlanjutan pembuatan dan penjualan mentamfetamin DPRK," kata laporan itu.

Hal ini dan keberlanjutan perdagangan rokok dan mata uang menunjukkan bahwa "penegakan hukum terhadap kriminalitas terorganisasi di DPRK lemah", katanya menambahkan.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement