Senin 21 Mar 2011 14:35 WIB

Rusia Kecam Serangan Sekutu yang tak Proporsional di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Rusia menyeru bagi segera dihentikannya penggunaan kekuatan oleh negara-negara asing yang ikut bagian dalam operasi-operasi militer di Libya secara tak pandang bulu, kata kementerian luar negeri dalam pernyataan Minggu.

"Kami mendesak negara-negara yang bersangkutan untuk menghentikan penggunaan kekuatan sembarangan itu," kata juru bicara kementerian luar negeri Alexander Lukashevich dalam pernyataan.

Dia mengatakan, serangan udara itu termasuk serangan terhadap sasaran non-militer di Libya, dan telah merusak jalan-jalan, jembatan, dan pusat kardiologi. "Kita membiarkan keadaan yang tak dapat diterima dalam menggunakan mandat Resolusi 1973 ... untuk tujuan yang jelas melampaui kerangka kerja, yang menetapkan hanya langkah-langkah untuk melindungi penduduk sipil," kata pernyataan itu.

Serangan udara di Tripoli, Tarhuna, Mamura dan Jmail membunuh 48 dan melukai lebih dari 150 warga sipil, kata pernyataan tersebut. Prancis, Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan-serangan di Libya yang dikenal sebagai "Operasi Fajar Oddysey" sejak Sabtu.

Pada awal pekan ini, Rusia abstain dari pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai pengambilan tindakan militer untuk menghentikan serangan terhadap pemberontak Muamar Gaddafi dan mengesampingkan mengambil bagian dalam operasi semacam.

Pada Minggu Rusia mengatakan mereka mengevakuasi bagian dari staf kedutaan dan warga Rusia dari Tripoli, membawa mereka ke Tunisia dengan mobil dalam beberapa hari mendatang.

Moskow pada Sabtu mengatakan pihaknya "menyesalkan" intervensi di Libya dan mengatakan resolusi DK PBB "diadopsi dengan tergesa-gesa."

Media Rusia juga mengutip sumber Kremlin yang mengatakan bahwa duta besar Rusia untuk Tripoli telah diberhentikan, tanpa mengutip alasan. Keputusan itu dibuat beberapa jam sebelum pemungutan suara Dewan Keamanan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement