Selasa 22 Mar 2011 11:49 WIB

Komisi HAM Mesir: 685 Warga Mesir Tewas Saat Revolusi Februari

Demonstran di Kairo, Mesir, tetap menuntut Presiden Mobarak mundur.
Foto: AP
Demonstran di Kairo, Mesir, tetap menuntut Presiden Mobarak mundur.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Mesir dalam penyelidikannya mengungkapkan bahwa revolusi Mesir dari 25 Januari hingga 11 Februari 2011 merenggut nyawa 685 anak bangsa. "Komisi HAM telah merampungkan penyelidikan dan menemukan jumlah yang meninggal akibat bentrokan sebanyak 685 orang dan 5.000 orang cedera," kata Ketua Komisi HAM Mesir, Mohamed Faiq kepada wartawan di Kairo, Selasa.

Para korban cedera tercatat 1.200 menderita luka memar di mata, luka di bagian atas badan. Hasil penyelidikan juga merekomendasikan sejumlah pejabat-pejabat terkait yang diduga melanggar HAM selama 18 hari revolusi dari 25 Januari hingga tumbangnya Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011.

Menurut Faiq, para pejabat yang diduga melakukan pelangaran HAM selama tersebut mencakup kalangan pejabat pemerintah, perwira kepolisian dan pejabat Dinas Keamanan Nasional (Amn Ad-Daulah). Sebelumnya, Dewan Tertinggi Militer yang diketuai Marsekal Hussein Tantawi telah membubarkan Dinas Amn Ad-Daulah atas desakan kelompok proreformasi karena dituduh melakukan pelanggaran HAM dengan menembaki para pengunjuk rasa.

Mantan Menteri Luar Negeri Habib Al Adly, yang membawahi Amn Ad-Daulah dan kepolisian, kini sedang sedang diadili atas tuduhan korupsi dan pencucian uang, Disebutkan, hasil penyelidikan tersebut telah disampaikan Komisi HAM kepada Ketua Majelis Tertinggi Militer, Marsekal Hussein Tantawi selaku penguasa sementara Mesir sejak Mubarak mengundurkan diri pada 11 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement