Senin 11 Jun 2018 14:48 WIB

Trump Ungkapkan Optimisme KTT AS-Korut ke PM Singapura

Trump berterima kasih karena Singapura bersedia menjadi tuan rumah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Presiden AS Donald Trump menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long.
Foto: EPA
Presiden AS Donald Trump menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, Senin (11/6). Dalam pertemuan tersebut, Trump mengungkapkan rasa optimismenya tentang KTT AS-Korea Utara (Korut) yang diselenggarakan di Capella Hotel di Sentosa Island pada Selasa besok (12/6).

"Kami memiliki pertemuan yang sangat menarik pada khususnya besok, dan saya pikir hal-hal (menyangkut KTT) dapat berjalan dengan baik," kata Trump.

Ia pun mengatakan kepada Lee bahwa keputusan AS memilih Singapura sebagai tempat perhelatan KTT dilakukan dengan sangat sadar. Trump mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Lee karena telah bersedia menjadi tuan rumah KTT ini. "Kami menghargai keramahan dan profesionalisme serta persahabatan Anda (Lee)," ujar Trump.

Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Lee menyempatkan diri untuk makan siang bersama. Trump tampak didampingi oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Kepala Staf Gedung Putih John Kelly, dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

Pemimpin Korut Kim Jong-un juga telah menemui Lee pada Ahad kemarin. Pertemuan dilakukan tak lama setelah Kim tiba di Singapura.

Dalam KTT AS-Korut, Trump akan bertemu dengan Kim untuk pertama kalinya dalam rangka membahas denuklirisasi Semenanjung Korea. Kedua pemimpin ini diketahui kerap terlibat aksi saling ancam.

Kim pernah mengancam akan menyerang Guam, yakni sebuah pulau yang menjadi pangkalan atau basis militer AS di Samudra Pasifik, dengan menggunakan rudal balistik. Namun serangan itu ditunda dengan dalih bahwa Korut menunggu AS melakukak aksi provokasi terhadapnya terlebih dulu.

Trump pun demikian. Ia pernah menyatakan bahwa AS memiliki tombol nuklir yang lebih besar daripada Korut. Hal itu diutarakan dengan maksud menggeretak Kim yang kerap melayangkan ancaman terhadap AS, dilansir dari Associated Press.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement