Jumat 20 Jul 2018 11:03 WIB

Trump Undang Putin ke Washington

Trump memastikan intervensi Rusia tak berpengaruh terhadap hasil pemilu.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTONG -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Washington. Undangan tersebut disampaikan Trump empat hari setelah pertemuan tingkat tinggi (KTT) di Ibu Kota Finlandia, Helsinki

"Trump telah meminta Penasehat Keamanan Nasional John Bolton untuk memberikan undangan tersebut kepada Putin," kata Juru Bicara Gedung Putin sarah sanders Huckabee.

Langkah Trump mengundang Putin ke Gedung Putih dinilai merupakan keputusan yang frontal menyusul banyaknya kritik ke pengusaha properti tersebut. Trump mengundang Putin untuk mengunjungi AS pada musim gugur nanti yang biasanya terjadi antara 23 September hingga 20 Desember.

Dalam KTT terdahulu, Trump membahas sejumlah isu internasional mulai dari kontra terorisme, keamanan Israel, program nuklir, serangan siber, perdagangan, Ukraina, perdamaian di timur tengah dan Korea Utara (Korut). Keduanya juga membahas terkait intervensi yang diduga dilakukan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada 2016 lalu.

Baca juga, Trump Minta Putin Bertanggung Jawab.

Sikap lunak Trump yang ditunjukan usai KTT tersebut lantas mendapat kritikan di dalam negeri. Saat itu, Trump mengatakan, tidak ada alasan bagi Rusia untuk melakukan intervensi dalam pemilu presiden tersebut. Namun, keesokan harinya, Trump merevisi pernyataannya dengan mengatakan bisa jadi Rusia memang melakukan hal tersebut.

Saat itu dia mengaku salah mengucapkan kata-kata. Trump mengatakan, seharusnya kata yang ingin dia ucapkan adalah mungkin bukan tidak mungkin. Dia mengatakan, kalimat yang terucap seharusnya, 'Saya tidak melihat alasan mengapa bukan Rusia yang melakukan intervensi tersebut.'

Meski demikian, Trump memastikan jika intervensi yang dilakukan tidak memiliki dampak apapun terhadap hasil pemilu. Trump selanjutnya menyalahkan media atas kesalahan dan kritik yang menimpanya. Dia mengatakan, KTT dengan Putin sesungguhnya berjalan dengan sukses.

Trump juga menekankan, Rusia merupakan pihak yang bertanggung jawab atas dugaan intervensi pemilu presiden. Presiden ke-45 AS itu juga akan meminta Putin untuk bertanggung jawab atas hal tersebut.

Putin mengaku akan mengizinkan Trump untuk menginterogasi 12 intelejen Rusia yang disebut-sebut telah melakukan intervensi terkait pemilihan presiden AS. Sebagai gantinya, dia meminta izin untuk memeriksa sejumlah warga AS yang diduga terlibat dalam kegiatan ilegal terhadap Rusia. Permintaan itu kemudian ditolak oleh Gedung Putih.

Belum ada keterangan lebih lanjut terkait rincian undangan yang dilakukan Trump kepada Putin. Topik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut hingga kini juga masih belum diketahui.

Kunjungan presiden Rusia ke As merupakan hal yang jarang terjadi. Putin sempat mengunjungi AS pada Juli 2007. Dia menghabiskan waktu dua hari di rumah keluarga presiden George Bush. Sementara, kunjungan pejabat Rusia terakhir dilakukan pada 2010 lalu oleh Dmitri Medveder yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement