Sabtu 27 Oct 2018 09:12 WIB

Trump Tuduh Media Gunakan Bom Pipa untuk Menyudutkannya

Kasus ini membuat Trump dikecam karena mendorong kemarahan melalui pidatonya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Petugas penjinak bom NYPD membawa paket mencurigakan yang ditemukan di kantor pos di pusat kota Manhattan, Jumat (26/10) waktu AS. Seorang pria di Florida sudah ditahan pascainsiden pengiriman bom pipa ke tokoh penting Partai Demokrat.
Foto: AP/Craig Ruttle
Petugas penjinak bom NYPD membawa paket mencurigakan yang ditemukan di kantor pos di pusat kota Manhattan, Jumat (26/10) waktu AS. Seorang pria di Florida sudah ditahan pascainsiden pengiriman bom pipa ke tokoh penting Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, CHARLOTTE -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh media massa menggunakan pelaku pengirim paket bom pipa untuk menyudutkannya. Pelaku pengirim paket bom pipa kepada lawan-lawan politik Trump, yakni Cesar Sayoc sudah ditangkap di Florida.

"Kami sudah melihat upaya yang dilakukan oleh media beberapa jam terakhir ini menggunakan tindak kejahatan satu individu untuk mencetak skor politik melawan saya dan Partai Republik," kata Trump dalam kampanye politik di Charlotte, North Carolina, Sabtu (27/10), dikutip dari Reuters.

Para pendukung Trump meneriakkan slogan "CNN SUCKS". Sayoc juga memiliki stiker dengan slogan yang sama tertempel di mobilnya. Sayoc, mantan penari erostis dan pegulat profesional ditangkap berdasarkan sidik jari dan DNA yang berhasil diidentifikasi di paket bom pipa yang ia kirimkan ke sejumlah lawan politik Trump.

Beberapa jam pihak berwenang AS mengatakan investigasi kasus ini difokuskan di Florida, polisi menutup tempat parkir toko onderdil AutoZona di Plantation di Florida. Para penyidik menutup van Sayoc dengan terpal warna biru sebelum melepasnya saat dinaikkan ke atas truk untuk disita.

Semua tokoh yang mendapatkan paket bom pipa juga sasaran kritik kelompok ekstrim kanan AS. Tokoh-tokoh Partai Demokrat mantan Presiden AS Barack Obama, mantan calon Presiden AS Hillary Clinton, penyumbang terbesar Partai Demokrat George Soros dan senator Partai Demokrat Maxine Waters menjadi sasaran paket bom yang dikirimkan Sayoc.

Mantan calon presiden AS Joe Biden, mantan Jaksa Agung AS Eric Holder, aktor Robert De Niro dan mantan Direktur CIA John Brennan juga menjadi sasaran paket bom pipa ini. Paket bom yang ditunjukan untuk Brennan dikirimkan ke kantor stasiun televisi CNN.

Kasus ini memicu kecaman terhadap Trump yang dianggap telah mendorong kemarahan melalui pidato-pidatonya. Ia juga dianggap telah memupuk kebencian terhadap tokoh-tokoh Partai Demokrat dan media massa.

"Jika kami tidak menghentikan kegilaan, bara, dendam, kebencian politis ini, Anda akan melihat hal seperti ini lagi, dan lagi, kami sudah mendapatkan akarnya dan akarnya ada pada semakin panasnya perpecahan politik di negara ini dan dimulai oleh pemimpinnya dan ini dimulai dengan presidennya," kata Gubernur New York, Andrew Coumo.

Sementara itu pendukung Trump menyerang Partai Demokrat yang mereka nilai terlalu menyalahkan presiden AS ke-45 tersebut atas teror bom ini. Setelah sempat mengajak rakyat AS bersatu saat paket bom ini mulai dikirimkan, Trump kembali menyerang orang-orang yang mengkritiknya dan menyalahkan media.

"Saya diserang sepanjang waktu, saya bisa melakukan hal hebat untuk negara ini, dan dalam jaringan televisi dan beberapa jaringan lainnya akan terlihat buruk," kata Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement