Rabu 18 Apr 2018 14:26 WIB

Pengungsi Rohingya di Bangladesh Khawatirkan Banjir

Warga Rohingya harus naik ke bukit menunggu air surut.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi meninggalkan kamp pengungsi Rohingya yang terendam banjir di Cox's Bazaar, Bangladesh,
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Pengungsi meninggalkan kamp pengungsi Rohingya yang terendam banjir di Cox's Bazaar, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Seorang pengungsi Rohingya, Faisal mengungkapkan kekhawatirannya atas musim hujan yang terjadi di lokasi pengungsian. Tahun lalu, musim hujan terjadi dan merusak tempat tinggal pengungsi cukup parah.

"Airnya setinggi hampir satu meter. Saya harus menahan airnya agar tidak masuk," kata Faisal, dilansir di Asian Correspondent, Rabu (18/4).

Seperti ratusan ribu pengungsi Rohingya lainnya, Faisal dan istri serta kedua anaknya mengungsi ke Cox's Bazar, Bangladesh pada akhir September. Ia mengungkapkan cukup kerepotan ketika musim hujan terjadi air dan membanjiri tempat pengungsian.

"Sangat berbahaya waktu airnya naik. Kadang air menjadi terlalu tinggi dan kami harus pergi ke bukit. Kami tidak bisa kembali sampai airnya surut," kata Faisal.

Meskipun sudah melewati masa banjir, dampak air yang menggenangi lokasi pengungsian adalah merusak tempat tinggal pengungsi. "Saya harus menggendong anak-anak saya melewati genangan air. Mereka sangat ketakutan. Namun itu jalan satu-satunya menyelamatkan mereka," kata Faisal.

Pemerintah Bangladesh sangat murah hati mengizinkan banyak warga Rohingya berlindung di negaranya. Para pengungsi juga mendapatkan banyak bantuan untuk menanggung hidup mereka.

Meskipun demikian, karena terlalu banyak pengungsi yang datang ditambah musim hujan membuat Pemerintah Bangladesh cukup kewalahan. Selain banjir, risiko besar lainnya adalah tanah longsor karena tempat pengungsian adalah bekas hutan yang dibabat untuk tempat tinggal pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement