Selasa 08 May 2018 10:21 WIB

Kedutaan Palestina Sangkal Terlibat Pembunuhan Al-Batsh

Al-Batsh merupakan anggota Hamas yang bekerja di Malaysia.

Rep: Winda Destiana Putri./ Red: Nur Aini
Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.
Foto: EPA-EFE
Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Kedutaan Palestina di Malaysia menyangkal tuduhan keterlibatan mereka dalam pembunuhan Fadi al-Batsh di Kuala Lumpur bulan lalu. Al-Batsh (35 tahun) ditembak oleh dua penyerang ketika dia menuju ke sebuah masjid untuk shalat Subuh.

Dalam pernyataan pers yang dirilis pada hari Ahad kemarin, kedutaan menuduh kelompok yang mencurigakan dan telah memalsukan surat mengatasnamakan kedutaan besar serta mengirimkannya kepada Presiden Mahmoud Abbas. "Kedutaan menegaskan bahwa semua informasi yang termasuk dalam surat itu palsu dan tidak berdasar," kata pernyataan itu dilansir laman Aljazirah.

Surat tersebut telah bocor di medias sosial dan belum terverifikasi secara detail. Surat itu berisi dugaan interaksi Ahmad Buheis, kepala cabang intelijen Palestina di Malaysia, dengan penasihat kepala intelijen di Ramallah, Jenderal Bahaa Baalousha.

Baalousha diduga meminta Buheis kembali pada Februari untuk mengumpulkan informasi tentang al-Batsh, yang merupakan anggota Hamas, seperti alamatnya, jenis mobil yang dia miliki, dan tempat-tempat yang sering dia datangi. Surat itu kemudian mengatakan bahwa sebulan kemudian, Baalousha menghubungi Buheis lagi dan menyuruhnya mengatur dua lelaki dan istri mereka yang datang ke ibu kota Malaysia dari Ramallah untuk liburan dua minggu.

Namun, kedua pria itu pergi beberapa hari setelah tiba pada 2 April, beberapa minggu sebelum pembunuhan al-Batsh. Surat itu juga mengatakan ada rekaman CCTV seorang wanita yang tampak seperti istri salah satu pria, berjalan dengan cara yang mencurigakan di daerah al-Batsh terbunuh.

Surat itu mengatakan bahwa Buheis telah mengirimkan foto yang telah dia bawa bersama kedua pria itu ke seorang rekan di Ramallah. Mereka menggunakan nama palsu dan bekerja di departemen yang sama dengan Baalousha. Pihak kedutaan akhirnya meminta seluruh warga untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak yang mencurigakan dan berupaya menciptakan kegaduhan.

Kedutaan juga mengatakan telah membentuk tim untuk menindaklanjuti pembunuhan al-Batsh bersama dengan otoritas Malaysia. Ayah al-Batsh sebelumnya mengatakan bahwa dia menuduh badan intelijen Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan putranya dan juga meminta pihak berwenang Malaysia untuk mencari tahu sesegera mungkin siapa yang melakukan pembunuhan.

Polisi Malaysia telah merilis gambar yang diduga sebagai tersangka dan diyakini berasal dari Eropa atau Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement