Jumat 22 Jun 2018 06:27 WIB

Menhan AS: Korut Belum Tunjukkan Proses Denuklirisasi

Kim seharusnya sudah menghancurkan fasilitas uji coba rudal

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis menyebut Korea Utara (Korut) tidak menunjukan langkah konkret terkait denuklirisasi. Pelucutan senjata nuklir merupakan agenda utama dalam pertemuan tingkat tinggi (KTT) Korut-AS di Singapura.

Seperti diwartakan The Guardian, Kamis (21/6) menurut Mattis, Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un belum menunjukan langkah pasti terkait pelucutan senjata nuklir. Dia mengatakan, Kim seharusnya sudah menghancurkan fasilitas uji coba rudal segera setelah KTT di Singapura rampung.

Sebagai gantinya, AS dan pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan menghentikan latihan militer gabungan yang kerap mereka lakukan. Mattis mengatakan, AS dan Korsel telah menunda semua jadwal latihan militer mereka mulai Agustus nanti.

Saat dikonfirmasi apakah dirinya bisa memastikan jika Korut akan menepati kesepakatan yang mereka capai dalam KTT, Mattis mengaku belum bisa memastikan hal tersebut. "Saya masih belum bisa melihat komitmen itu," kata Jim Mattis.

Pemerintah AS rencanakan akan segera melakukan pertermuan lanjutan dengan Kim untuk membahas lebih dalam dari kesepakatan yang dicapai pada KTT 12 Juni lalu. Presiden Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memprediksi jika pertemuan lanjutan itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

Seperti diektahui dalam KTT di Singapura, Donald Trump berjanji akan menjamin keamanan Korut. Sebaliknya, Kim Jong-un akan memberikan komitmennya untuk melucuti senjata nuklir di Semenanjung Korea. Kesepakatan bersama itu dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara AS dan Korut hingga berdampak pada perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Trump sebelumnya mengatakan, proses pelucutan senjata nuklir akan berlangsung dengan sangat cepat. Menurut Trump, Kim merupakan sosok cerdas dan negosiator keras yang sangat mencintai negaranya.

Sementara, niatan untuk menghentikan program nuklir dilakukan agar Korut mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi internasional. Denuklirisasi dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi negara dan perdamaian di Semenanjung Korea.

Korut akan berusaha sebisa mungkin untuk membangun ekonomi sosialis yang kuat dan nyata. Harapannya, hal tersebut akan meningkatkan standar hidup masyarakat melalui mobilisasi semua sumber daya manusia dan material negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement