Kamis 06 Dec 2018 13:39 WIB

Situs Peluncuran Rudal Baru Korut Terungkap di Citra Satelit

Korea Utara dinilai tidak melucuti senjata nuklir.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara
Foto: Youtube
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Gambar citra satelit yang diterbitkan CNN pada Kamis (6/12) menyatakan, Korea Utara (Korut) telah secara signifikan memperluas dan mengembangkan situs peluncuran rudal jarak jauh. Laporan tersebut menyoroti lambannya kemajuan dalam negosiasi antara Korut dengan AS sejak Kim Jong-un bertemu Presiden Donald Trump.

Gambar citra satelit menunjukkan peningkatan aktifitas di situs yang terdapat di Yeongjeo-dong Utara dan mengungkapkan situs-situs lain yang sebelumnya tidak diketahui publik. Situs-situs itu kemungkinan akan menjadi tempat peluncuran rudal jarak jauh terbaru Korut, termasuk yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Selain itu, diungkap juga jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan rudal.

"Kami sangat memperhatikan Korea Utara tetapi kami tidak dapat membahas masalah intelijen," ujar Departemen Pertahanan AS, dalam sebuah pernyataan, dikutip The Guardian.

Trump dan Kim setuju untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea selama pertemuan mereka di Singapura pada Juni lalu. Kim sejak itu menawarkan untuk menutup beberapa fasilitas pengujian rudal.

Korut pada Mei lalu mengklaim telah membongkar satu-satunya tempat uji coba nuklirnya yang diketahui publik. Korut juga menyegel terowongan itu, di depan segelintir wartawan.

Meskipun ada sanksi ekonomi dan kebingungan diplomasi selama setahun terakhir, Pyongyang belum setuju untuk mengurangi program senjata nuklirnya atau menghentikan pengembangan rudal.

“Korea Utara tidak melucuti senjata. Tidak pernah mengatakan demikian,” ujar Vipin Narang, seorang profesor politik di Massachusetts Institute of Technology,

"[Trump] harus menyadari perkembangan ini. Dia hanya tidak peduli. Kim berpura-pura melucuti senjata dan Trump pura-pura mempercayainya. Itu akan membuat semua orang berhenti sejenak," kata dia.

Dalam beberapa bulan terakhir, Korut telah mengumumkan pengujian senjata ultramodern yang baru dikembangkan. Laporan juga telah berulang kali mengungkapkan bahwa pihaknya terus mengembangkan program nuklir dan rudalnya.

Trump mengatakan pada Sabtu (30/12), dia berharap untuk bisa kembali mengadakan pertemuan kedua dengan Kim awal tahun depan. Penasihat keamanan nasional AS John Bolton mengatakan kurangnya kemajuan dengan Korut membuat KTT kedua negara diperlukan, yang kemungkinan akan diadakan pada Januari atau Februari.

Para pejabat AS telah mendesak Korut untuk sepenuhnya melucuti senjata dan membuka diri kepada inspektur internasional sebelum meringankan sanksi. Sementara media negara Korut telah menyebut sikap itu sebagai sebuah kebijakan bermusuhan dan mengatakan AS telah menanggapi niat baik Korut dengan kejahatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement