Sabtu 22 Dec 2018 22:11 WIB

Anggota Parlemen Filipina Tewas Ditembak Saat Acara Natal

Batocabe baru saja membagikan hadiah natal.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang anggota parlemen Filipina, Rodel Batocabe tewas ditembak pada perayaan Natal yang diadakan pada Sabtu (22/12). Berdasarkan keterangan polisi setempat, insiden ini merupakan kekerasan terbaru, di sebuah negara yang terkenal karena persaingan politik mematikan.

Seperti dilansir dari Channel News Asia, menurut petugas kepolisian, Arnel Escobel, saat penembakan Batocabe baru saja selesai membagikan hadiah di pusat kota Daraga, Filipina. Kemudian seseorang pria bersenjata yang bersembunyi di antara kerumunan menembak mati ia dan pengawalnya.

Belum diketahui pasti motif dari penembakan tersebut.   "Pihak berwenang sedang mencari tahu, apakah pembunuhan itu didasari secara politis atau tidak," ujar Escobel kepada AFP.

Anggota Senat Filipina, Grace Poe mengecam insiden tersebut. "Sejarah menyedihkan di negara kita yang penuh kekerasan politik ini harus dihentikan," tegasnya.

Baca juga, Ini Kronologi Penembakan Polisi di Tol.

Sebelumnya, Batocabe telah mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota di Daraga dalam pemilihan jangka menengah pada Mei 2019. Saat itu adalah waktu bagi warga Filipina memilih perwakilan lokal, regional dan nasional.

Batocabe pun sempat mengunggah foto di akun media sosial, Facebook miliknya. Dalam unggahan itu ia menunjukan kegiatan pembagian hadiah Natal bagi lansia.

"Natal tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk para manula. Berbagi berkat Tuhan dengan saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia (lansia)," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Jajak pendapat di Filipina sering ternodai oleh tindak kekerasan. Ketika para politisi memaksakan dan mengintimidasi untuk memenangkan posisi yang akan memberi mereka kekuatan dan pengaruh di negara tersebut.

Escobel mengatakan, Batocabe yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 2010 lalu, baru-baru ini menyuarakan keprihatinan bahwa para pesaingnya dalam pemilihan wali kota menggunakan kelompok-kelompok bersenjata untuk memengaruhi pemilihan. Selama bertahun-tahun, beberapa anggota kongres Filipina telah diserang atau dibunuh oleh pelaku dari kubu lawan.

Kasus sebelumnya menimpa seorang legislator Filipina, Wahab Akbar yang terbunuh bersama dengan dua ajudannya ketika sebuah bom meledak di luar gedung DPR Filipina pada November 2007.

Setahun sebelumnya, anggota kongres, Luis Bersamin ditembak mati di luar sebuah gereja di pinggiran Manila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement