Sabtu 09 Mar 2019 01:05 WIB

Kasus Perkosaan Meningkat, Ribuan Wanita Filipina Unjuk Rasa

Angka kasus pemerkosaan mengalami kenaikan hingga 153 persen di Filipina.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Gita Amanda
Presiden Duterte
Foto: ABC News
Presiden Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Hari perempuan internasional dirayakan ribuan wanita Filipina dengan turun ke jalan. Para perempuan ini melakukan aksi unjuk rasa menentang komentar Presiden Rodrigo Duterte yang pernah merendahkan para perempuan.

Para pengunjuk berbaris di istana kepresidenan Malacanang sambil memprotes keras Duterte, yang telah berulang kali membuat lelucon tentang pemerkosaan. Tahun lalu, Duterte mengatakan pernah 'menyentuh' asisten rumah tangganya. Namun, para pembantu presiden telah menekankan komentar itu hanya lelucon, bukan kebijakan, dan tidak boleh dianggap serius.

Pemimpin Unjuk Rasa, Joms Salvador dari kelompok perempuan Gabriela mengatakan pernyataan Duterte tidak dapat diterima dan itu tidak terlihat bercanda."Penegak hukum menafsirkan itu sebagai kebijakan dan hal itu (pernyataan Duterte) 'menyemangati' para pelaku kejahatan," ujarnya, seperti dilansir RTL Today, Jumat (8/3) lalu.

Salvador menambahkan, para perempuan di bawah umur sampai dewasa diperkosa di Filipina per jamnya. Angka kasus pemerkosaan bahkan mengalami kenaikan hingga 153 persen, dibandingkan saat sebelum Duterte terpilih sebagai presiden.

Sejumlah polisi mengawasi para pengunjuk rasa di istana. Peserta aksi berjumlah sekitar 4.000 orang.

Selain itu terdapat pameran terkait hal ini di salah satu pusat perbelanjaan di Manila. Pameran memamerkan pakaian yang dikenakan oleh perempuan dan anak perempuan yang mengalami 'kekerasan berbasis gender'. Termasuk pemerkosaan di rumah, di sekolah, di tempat kerja atau di tempat lain.

Sponsor mengatakan acara itu digelar untuk menantang pemikiran yang menyatakan penampilan dan perilaku wanita harus disalahkan ketika menjadi korban pelecehan. Para netizen di akun Twitter pun ikut berkomentar. "Pameran 'don't tell me how to dress' sangat memilukan hati. Melihatnya secara pribadi membuat saya merasa tidak nyaman," tulis pengguna Twitter @HAUTEANGELUS.

Salvador berharap pameran dan unjuk rasa ini bisa meningkatkan kesadaran tentang pemerkosaan. Menurutnya, perempuan dari segala usia dan latar belakang bisa menjadi korban dan itu membuat marah kala ada sejumlah orang yang meremehkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement