Senin 18 Mar 2019 11:27 WIB

Polisi Australia Geledah Rumah Saudara Perempuan Tarrant

Keluarga terdakwa penembakan, Brenton Tarrant membantu investigasi tersebut.

Rep: Riza Wahyu Pratama/Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Polisi New South Wales menggeledah rumah saudara perempuan terdakwa penembakan Masjid Christchurch di Sandy Beach, Australia, Senin (18/3).
Foto: ABC News
Polisi New South Wales menggeledah rumah saudara perempuan terdakwa penembakan Masjid Christchurch di Sandy Beach, Australia, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Polisi antiteror Australia menggeledah dua rumah di New South Wales, Senin (18/3). Hal itu sebagai bagian dari investigasi penembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru. Dalam pencarian itu, termasuk didalamnya rumah saudara perempuan pelaku pria bersenjata, Brenton Tarrant, Ahad (18/3).

Beberapa perwira polisi diturunkan ke rumah di Sandy Beach, dekat Coffs Harbour, Senin pagi hari. Sesaat kemudian, mereka juga menggeledah rumah di Maclean, sekitar satu jam perjalanan ke arah utara.

Baca Juga

"Tujuan utama dari kegiatan itu untuk memperoleh secara resmi bahan yang dapat membantu Polisi Selandia Baru dalam investigasi yang sedang mereka lakukan," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dilansir di ABC.

Keluarga terdakwa penembakan, Brenton Tarrant membantu investigasi tersebut. Polisi menambahkan keluarga dan lingkungan dapat diyakinkan tidak ada informasi yang mengindikasikan ancaman di masa depan terkait penggeledahan itu. Sebanyak 50 orang terbunuh pada Jumat pekan lalu ketika Tarrant diduga menembaki dua masjid di Christchurch.

Polisi Selandia Baru juga mencari apartemen milik Tarrant di Kota Dunedin, sekitar lima jam perjalanan dengan mobil ke selatan Christchurch. Tim spesialis ditempatkan merayap sepanjang semak-semak di luar bangunan.

Beberapa tetangga yang tinggal di sekitar jalan itu menceritakan kepada ABC, mereka terkejut dengan terduga pelaku penyerangan. "Dia tidak berpenampilan seperti seorang Nazi. Dia berpenampilan seperi orang biasanya. Dia tidak menggelar pesta, tirai rumahnya selalu tertutup dan dia selalu menjaga tamannya dengan rapi," kata seorang pria.

Bagaimanapun, seorang perempuan yang tinggal dekat rumah Tarrant berkata, Tarrant suatu kali membuatnya tidak nyaman dengan menatapnya saat ia jalan kaki. "Aku melihatnya sebagai seorang yang dingin dan akan menghindari matanya. Saya merinding ketika mengetahui ia adalah supremasi kulit putih," kata perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement