Selasa 26 Jun 2018 03:45 WIB

AS akan Berikan Jadwal dan Permintaan Khusus untuk Korut

Dalam KTT Singapura, Trump dan Kim telah memiliki kesepakatan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan segera memberikan jadwal ke Korea Utara (Korut) mengenai kapan Washington akan mengajukan konsep implementasi kesepakatan KTT AS-Korut. Hal ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un menghadiri KTT itu di Singapura pada 12 Juni lalu.

Seorang pejabat Pemerintahan AS yang berbicara kepada sekelompok kecil wartawan menjelang perjalanan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis ke Asia, tidak menyebutkan secara spesifik rinciannya. Namun ia mengatakan jadwal itu akan disertai permintaan khusus untuk menegaskan komitmen Pyongyang.

"Kami akan segera tahu apakah mereka berjalan dengan itikad baik atau tidak. Akan ada permintaan khusus dan akan ada jadwal khusus dari kami untuk menyajikan konsep kami tentang bagaimana implementasi perjanjian di KTT bisa terlaksana," ujar pejabat itu, tanpa menyebutkan nama.

Dalam KTT Singapura, yang merupakan pertemuan pertama antara presiden AS dan pemimpin Korut, Kim menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama menuju denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea. Sementara Trump mengatakan akan menghentikan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan (Korsel) di wilayah itu.

Mattis dijadwalkan akan melakukan perjalanan selama sepekan ke Cina, Korsel, dan Jepang. Ia mengatakan, instruksi Trump untuk menangguhkan latihan militer tidak hanya diterapkan pada latihan militer gabungan Freedom Guardian pada Agustus mendatang, tetapi juga untuk dua latihan Korean Marine Exchange Program.

"Latihan gabungan yang besar telah ditangguhkan. Kita akan melihat apakah negosiasi yang terus berlangsung akan membuat latihan tetap ditangguhkan," kata Mattis.

Mattis tiba pada Ahad (24/6) di Alaska untuk mengunjungi Fort Greely dan Eielson Air Force Base, sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cina. Kunjungannya ke Asia pada 26-28 Juni ini akan menjadi kunjungan pertama Menteri Pertahanan AS ke wilayah itu sejak 2014.

Korut diperkirakan akan menjadi salah satu tema diskusi utama dalam agenda Mattis selama bertemu dengan para pejabat senior Cina. Dia kemudian akan melakukan perjalanan ke Korsel dan mengakhiri perjalanannya dengan melakukan sejumlah pertemuan di Jepang pada 29 Juni.

Pekan lalu, Cina juga menyambut kedatangan Kim Jong-un. Media Korut mengatakan Presiden Cina Xi Jinping dan Kim Jong-un telah mencapai pemahaman bersama tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea setelah keduanya membahas hasil KTT AS-Korut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ia mungkin akan kembali melakukan perjalanan ke Korut. Tujuannya adalah untuk mencoba menyempurnakan komitmen yang telah dibuat antara Trump dan Kim.

Pompeo mengatakan kepada wartawan dalam kunjungannya ke Seoul awal bulan ini, ia akan mengambil peran utama dalam mendorong proses negosiasi dengan Korut setelah KTT. Menurutnya, Washington berharap Korut dapat melakukan perlucutan senjata besar-besaran dalam dua tahun mendatang, setelah masa kepresidenan Trump berakhir pada 20 Januari 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement