Selasa 12 May 2015 13:59 WIB

BSMI Salurkan Bantuan Obat-obatan Orthopaedi ke RS Nepal

 Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Djazuli Ambari (kiri) didampingi Dewan Pembina BSMI Basuki Supartono memberikan keterangan terkait pemberangkatan relawan ke Gaza di Kantor Dewan Pengurus BSMI, Jakarta, Kamis (22/11).(Republika/Agung Supriyan
Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Djazuli Ambari (kiri) didampingi Dewan Pembina BSMI Basuki Supartono memberikan keterangan terkait pemberangkatan relawan ke Gaza di Kantor Dewan Pengurus BSMI, Jakarta, Kamis (22/11).(Republika/Agung Supriyan

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDANU -- Korban bencana gempa 7,9 SR yang menghancurkan sebagaian wilayah Nepal terus bertambah. Hingga kini korban tewas mencapai 7300 jiwa dan korban luka mencapai lebih dari 15.000 orang.

Mereka yang selamat dari reruntuhan terpaksa dirawat di rumah sakit dan tenda-tenda medis. Umumnya, mereka mengalami patah tulang sehingga membutuhkan penanganan orthopaedi (patah tulang).

Relawan Indonesia yang berangkat ke Nepal dengan misi kemanusiaan dan kesehatan untuk korban gempa, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) merespon dengan memberi bantuan berupa perawatan medis dan obat-obatan untuk penanganan orthopaedi.

Bantuan obat-obatan diserahkan kepada RS Kantipur yang terletak di Kathmandanu, yang diterima langsung kepala rumah sakit Buddhi Man Shrstha, Rabu (6/5).

Bantuan yang sebagian besar untuk keperluan emergency, orthopaedi (patah tulang), anastaesi, injeksi sangat diperlukan untuk mengobati pasien.

Tim relawan yakni Muhamad Rudi (ketua rombongan/relawan asisten medis), Dr dr Aris Prasetyo, M.Kes (relawan medis), Riga Daniswara dan Ibnu Hadi (relawan logistik dan humas) masih berada di Nepal untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

"Hampir semua tempat tidur perawatan RS Kantipur diisi pasien yang menderita patah tulang. Penanganan serius terus diupayakan tapi ketersediaan SDM medis dan keterbatasan alat medis menjadi masalah buat manajemen RS,'' kata Buddhi Man usai menerima bantuan obat-obatan.

Kurangnya perawatan obat orthopaedi, lanjut Buddhi, akibat banyaknya pasien yang menderita hal yang serupa sehingga menyulitkan upaya medis untuk proses penyembuhan. Ia berharap bantuan ini bisa memaksimalkan penangan pasien terutama mereka yang terkena bencana gempa.

Selain ini, tim BSMI juga mengirim bantuan logistik medis dan logistik ke sejumlah tempat diantaranya di Village Satunggal, Kathmandanu dan korban gempa di Ghorki, yang jaraknya lima jam perjalanan dari Kathmandanu.

Bantuan logistik berupa 100 paket untuk 100 KK, Sabtu (9/5), merupakan hasil kerjasama dengan NGO lokal yakni IMAN (Islamic Medical Association Nepal) dan JCYCN (Jagitri Child and Youth Concern Nepal).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement