Ahad 23 Oct 2016 18:47 WIB

Korban Tewas Kecelakaan Kereta Kamerun Jadi 70 Orang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah kereta penumpang di Kamerun dilaporkan tergelincir dan keluar dari jalur, Jumat (21/10). Akibatnya, kereta terbalik dan membuat setidaknya 55 orang tewas.
Foto: Mahamat Mazou Aboubakar/Reuters
Sebuah kereta penumpang di Kamerun dilaporkan tergelincir dan keluar dari jalur, Jumat (21/10). Akibatnya, kereta terbalik dan membuat setidaknya 55 orang tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, DOUALA -- Jumlah korban tewas dalam kecelakaan kereta di Kamerun meningkat jadi lebih dari 70 orang, Sabtu (22/10). Pemerintah mengumumkan sehari berkabung nasional untuk mengenang para korban.

Lebih dari 600 orang dilaporkan terluka dalam kecelakaan pada Jumat itu. Presiden Kamerun Paul Biya mengucapkan bela sungkawa untuk para keluarga korban.

"Saya memerintahkan para pemerintah menyediakan bantuan penuh bagi para korban selamat, sementara penyelidikan akan berlangsung untuk menetapkan penyebab kecelakaan," kata Biya dalam akun Facebook.

Ia juga telah mengeluarkan dekrit Senin akan jadi hari berkabung nasional. Bendera-bendera akan dikibarkan setengah tiang. Pada Jumat, jumlah korban tewas sementara 55 orang dan terus meningkat.

Kereta Camrail yang mengalami kecelakaan berangkat dari ibu kota Yaounde menuju kota pelabuhan Douala. Kereta anjlok sekitar pukul 11 pagi waktu setempat dekat stasiun kota Esekal, 120 Km dari ibu kota.

Anjloknya kereta menyebabkan gerbong terbalik. Saksi dan seorang reporter Reuters yang juga berada di dalam kereta mengatakan pekerja stasiun sempat menambahkan gerbong untuk mengakomodasi membludaknya penumpang.

Namun tidak jelas apakah itu merupakan faktor penyebab kecelakaan atau tidak. Unit bagian kelompok industri Bollore Prancis, Camrail yang memiliki kereta mengatakan pihaknya ikut dalam penyelidikan otoritas Kamerun.

Perusahaan juga memastikan perawatan korban terluka dan memberi dukungan pada keluarga korban. Bus-bus digunakan untuk mentransfer korban selamat dari Douala.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement