Selasa 13 Nov 2018 07:15 WIB

Serangan Kembali Berlanjut Antara Hamas dan Israel

Serangan tersebut mengakibatkan tiga warga Palestina tewas

Rep: Marniati/ Red: Esthi Maharani
Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.
Foto: Dok. Istimewa
Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sehari setelah serangan Israel ke jalur Gaza, serangan lanjutan kembali terjadi antara Hamas dan Israel. Hamas menembakan sejumlah roket dan bom mortir ke Israel selatan pada Senin (12/11). Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara.

Akibatnya tiga warga Palestina tewas. Militer Israel mengatakan serangan udara yang mereka lakukan juga menghancurkan stasiun Televisi milik Hamas, Al-Aqsa. Di sisi perbatasan Israel, sebuah rudal merusak sebuah bus dan melukai seorang tentara. Rumah warga juga menjadi sasaran saat mereka melarikan diri ke tempat perlindungan. Gejolak itu merusak upaya Mesir, Qatar, dan PBB untuk menengahi gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas.

Israel dan Hamas telah berperang selama tiga dekade terakhir. Pada Ahad, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu  berharap dapat mencapai kesepakatan untuk menghindari konflik lain dan mengurangi kesulitan ekonomi di Gaza. Amerika Serikat (AS) menyalahkan Hamas atas eskalasi yang terjadi di Gaza.

"Kami berdiri dengan Israel karena membela diri terhadap serangan-serangan ini. Kekerasan ini mencegah bantuan nyata bagi rakyat Gaza," kata utusan AS Jason Greenblatt.

Di Israel selatan, rudal pencegat melesat di langit dan sirene terdengar. Militer Israel menyebut sekitar 300 peluncuran roket dan mortir diluncurkan dari Gaza. Pejabat kesehatan Israel mengatakan sedikitnya 10 orang terluka. Di Gaza, petugas medis mengatakan tiga orang terluka.

Karyawan Al-Aqsa TV telah mengosongkan kantor mereka  setelah mendapat peringatan dari militer Israel, dan siaran dilanjutkan setelah pemadaman singkat.

"Menanggapi kejahatan kemarin, komando gabungan dari faksi Palestina mengumumkan awal pemboman permukiman musuh dengan sejumlah roket," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Pada Ahad malam, Palestina menembaki Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel. Hamas mengatakan serangan udara Israel dimaksudkan untuk melindungi mobil komando Israel agar dapat kembali ke Israel.

Militer mengatakan seorang letnan kolonel telah tewas dalam serangan itu dan seorang petugas lainnya terluka. Kekerasan telah berkobar secara teratur di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sejak warga Palestina mulai protes pada 30 Maret untuk menuntut hak atas tanah yang hilang di Israel dalam perang  1948. Tembakan Israel telah menewaskan lebih dari 220 warga Palestina sejak dimulainya demonstrasi, yang termasuk pelanggaran pagar perbatasan.

Sebagai upaya  untuk meredakan ketegangan, juru bicara militer Israel mengatakan pasukan khusus belum dikirim untuk membunuh komandan Hamas.  Taktik ini telah menyebabkan konflik yang lebih luas di masa lalu dan  sebagian besar telah ditinggalkan. Media Israel melaporkan serangan itu untuk menyusun informasi seputar intelijen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement