Senin 31 Dec 2018 07:28 WIB

Israel Protes Jubir Yordania karena Injak Bendera Israel

Israel memprotes Yordania terkait foto yang menunjukan bendera Israel diinjak.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bayu Hermawan
Bendera Israel (ilustrasi)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Israel memprotes Yordania, atas foto yang menampilkan bendera Israel diinjak oleh pejabat pemerintah Yordania. Dalam foto tersebut menampilkan gambar, Menteri urusan media dan komunikasi Yordania Jumana Ghunaimat dan juru bicara pemerintah, berjalan di atas bendera Israel yang dilukis di lantai markas serikat pekerja profesional Yordania di Amman, pada Kamis (27/12)

Dia sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pertemuan antara Perdana Menteri Yordania Omar al Razzaz dan perwakilan serikat pekerja. Namun, Razzaz memasuki gedung melalui pintu belakang, menghindari harus berjalan di atas bendera.

Bendera itu dilukis di lantai beberapa tahun lalu untuk mendorong orang yang lewat untuk menginjaknya, sebuah tanda tidak hormat, kata serikat pekerja pada saat itu. Terlepas dari kesepakatan damai 1994 dan ikatan komersial dan keamanan negara tetangga, banyak warga Yordania yang membenci Israel dan mengidentifikasi diri dengan perjuangan Palestina melawannya.

Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Ahad (30/12) mengeluarkan pernyataan menyesalkan 'penodaan' bendera dan mengatakan pihaknya telah memanggil Duta Besar Yordania, Mohammed Hmaid untuk ditegur dan bahwa kedutaan Israel di Amman juga telah mengeluarkan 'protes tajam'. Pemerintah Yordania belum menanggapi hal ini.

Bendera telah dilukis di gedung selama periode ketika Yordania terutama oposisi Islamis, musuh ideologis sengit Israel, mengendalikan serikat pekerja. Sejak itu mereka kehilangan pengaruh dan serikat profesional Yordania sebagian besar sekarang dijalankan oleh partai-partai nasionalis dan sekuler yang menghindari aktivisme partai. Namun, beberapa anggota serikat tidak senang bahwa para pemimpin serikat mengizinkan PM Razzaz menghindari bendera.

"Serikat pekerja mengambil sikap pengecut dengan membiarkan perdana menteri masuk dari pintu belakang dan para pembantunya tidak ragu mengatakan kepadanya tentang adanya bendera di pintu masuk," kata Masira Malaas, seorang aktivis serikat pekerja terkemuka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement