Senin 30 Jul 2018 11:48 WIB

Mesir Desak Israel Ambil Peluang Damai dengan Palestina

Solusi perdamaian dinilai tidak akan mengancam keamanan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi.
Foto: Reuters
Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mendesak publik Israel memanfaatkan kesempatan untuk menciptakan perdamaian dengan Palestina. Ia menilai, perdamaian dengan Palestina tidak akan mengancam keamanan dan stabilitas Israel.

"Saya menyampaikan pendapat publik Israel bahwa ada peluang besar untuk perdamaian dan stabilitas nyata di kawasan itu dengan mencari solusi untuk masalah ini;" kata Sisi pada konferensi pemuda di Universitas Kairo, Ahad (29/7), dikutip laman kantor berita Cina Xinhua.

Ia menegaskan solusi perdamaian tidak akan merongrong keamanan atau stabilitas Israel. "Solusi ini tidak akan sama sekali melawan keamanan dan stabilitas Anda," ujar Sisi.

Sisi juga mengomentari tentang rencana perdamaian Israel dengan Palestina yang digagas Amerika Serikat (AS) atau dikenal dengan istilah "The Deal of the Century". Palestina telah menolak gagasan perdamaian tersebut karena tak lagi mencantumkan isu-isu penting, seperti Yerusalem dan nasib pengungsi Palestina.

Sisi mengatakan Mesir mendukung sikap dan respons Palestina atas The Deal of the Century. "Kami tidak bisa menerima apa pun yang tidak diterima Palestina dan kami mendukung apa yang mereka terima," ucapnya.

Selain mendorong perdamaian Israel dengan Palestina, saat ini Mesir juga tengah berupaya memediasi dua faksi politik Palestina, yakni Fatah dan Hamas. Sisi menyatakan rekonsiliasi antara dua faksi tersebut sangat penting agar Palestina memiliki kepemimpinan utuh untuk bernegosiasi.

Awal bulan ini, Mesir kembali mengundang perwakilan Fatah dan Hamas ke Kairo guna membahas rekonsiliasi. Hal itu merupakan upaya terbaru Mesir dalam memediasi kedua faksi Palestina yang terlibat perselisihan sejak 2007 tersebut.

Pada Oktober 2017, Fatah dan Hamas sebenarnya telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Kairo. Namun kesepakatan rekonsiliasi itu masih mengalami kebuntuan. Hingga saat ini Hamas masih mengontrol Jalur Gaza sedangkan Fatah menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement